Jumat, 27 Februari 2015

CONTOH LAPORAN PENGENALAN PERTANIAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari                      : Minggu-Rabu
Tanggal                : 11-14 Januari 2015
Tempat                 : Desa Sewukan Tegal, Kecamatan Dukun, Kabupaten
 Magelang, Provinsi Jawa Tengah.   
B.       Tujuan
1.         Mahasiswa mampumendeskripsikan tanah.
2.         Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman dan komoditi tanaman yang sesuai.
3.         Untuk mengetahui tentang kehidupan sosial petani, keluarganya, dan masyarakat.
4.         Untuk mengenali kegiatan pertanian dalam skala industri.
C.      Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan manusiauntuk memperoleh hasil yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewanyang pada mulanya dicapai dengan jalan sengaja menyempurnakan segalakemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna mengembangbiakkantumbuhan dan atau hewan tersebut(Van Aarsten, 1953).
Pengenalan pertanian merupakan kegiatan kurikuler pada semester pertama, dengan maksud agar mahasiswa lebih mengetahui dan memahami bidang pertanian dilapangan sehingga memperoleh gambaran nyata aplikasinya dimasyarakat. Mahasiswa berkesempatan dikenalkan pada berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pertanian (Anonim, 2015).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuhan dan berkembangnya perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi sebagai gudang yang menyediakan hara atau nutrisi (senyawa organik dan an organik sederhana dan unsur-unsur essensial seperti N, P, K, Ca, M, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, CL dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat adiktif bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktifitas tanah untuk menghasilkan biomasa dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun perkebunan (Madjid, 2009).
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam terhadap proses pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Buckman, 1982).
Jenis tanah merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman karena perbedaan jenis tanah mempengaruhi sifat-sifat dari tanah tersebut. Untuk memahami hubungan antara jenis tanah, diperlukan pengetahuan yang mampu mengelompokan tanah secara sistematik sehingga dikenal banyak sekali sistem klasifikasi yang berkembang. Untuk mempelajari hubungan antar jenis tanah dibagi menjadi klasifikasi alami dan sistem klasifikasi teknis (Sutanto, 2005).
Kemampuan lahan adalah kesesuaian lahan untuk berbagai penggunaan yang secara umum dapat diusahakan disuatu wilayah. Contoh: suatu wilayah sesuai untuk penggunaan lahan pertanian atau permukiman. Hal ini berarti wilayah tersebut dapat digunakan unuk pertanian saja atau permukiman saja atau kedua-duanya. Karena itu, semakin banyak kesesuaian lahan yang dapat diusahakan disuatu wilayah, semakin tinggi kemampuan lahannya. Pada intinya  kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu (Anonim, 2015).
Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Sebagai orang pertanian, kita harus mengerti seperti apa teknik budidaya tanaman itu dan juga tahu cara membudidayakan tanaman secara benar. Jika kita tidak mengerti dan tahu tentang teknik budidaya tanaman, pertanian tidak dapat berjalan dengan baik dan tidak dapat maju (Malik, 2013).
Panen adalah suatu proses akhir dan tindakan manusia dalam hal budidaya tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi perubahan secara fisiologis maupun morfologi dari tanaman tersebut               (Setyono, 2001).
Penanganan pasca panen adalah tahapan yang dimulai sejak pemungutan hasil pertanian yang meliputi hasil tanaman pangan, hortikultura, perkebunan sampai siap dipasarkan ( Soemardi, 1986 ).
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan. Dalam pembahasannya sosial dan ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda. Dalam konsep sosiologimanusia sering disebut dengan makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan dari orang lain, sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal yang berkanaan dengan masyarakat. Ekonomi barasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan (Anonim, 2011).
Hampir seluruh aktivitas masyarakat di Desa Sewukan berkaitan dengan pertanian, keadaan ini ditunjang dengan ditetapkannya desa sebagai kawasan agropolitan. Untuk menunjang kegiatan pertaniannya telah dibangun Sub Terminal Agribisnis (STA Sewukan) yang merupakan kawasan Pusat Agropolis di kawasan Merapi-Merbabu. Pencetus berdirinya STA ini adalah Risfanto Sudiono, STA ini berawal dari Pasar Desa Sewukan yang dikembangkan menjadi STA Sewukan sebagai media untuk pasar lintas kota dan termasuk kebutuhan pertanian secara grosir dan pemasaran komoditas sayuran. Efek dari STA Sewukan tidak hanya untuk wilayah sekitar, tetapi dapat menjangkau daerah lebih luas antara lain wortel dari Tawangmangu, kentang dan kol dari Dieng. Keberadaan STA ini mampu untuk meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja (Distanbunhut, 2014).

BAB II
KEGIATAN PENGENALAN PERTANIAN

A.      Pengenalan Profil Tanah, Jenis Tanah, dan Kesesuaian Lahan.
Tanah dalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuhan dan berkembangnya perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi sebagai gudang yang menyediakan hara.
Apabila kita melihat tanah tebing, atau kita menggali lubang maka akan terlihat perbedaan-perbedaan pada lapisan tanah tersebut. Antara lapisan tanah satu dengan lainya terdapat perbedaan zat hara yang terkandung dan juga pH tanahnya. Pada praktikum yang kami laksanakan kita laksanakan dari pengamatan lapisan tanah yang berada ditebing sawah, terlihat perbedaan warna tanah antara lapisan satu dengan yang lainnya, setelah dibuktikan dengan pengecekan pH, pH tanah antara lapisan satu dengan lapisan lainya pun berbeda. Berikut data pengamatan praktikum mengenai aspek tanah adalah sebagai berikut:
No. Profil                         : XIII
Pendeskripsi                     : 13 (Bayu, Yanuar, Ibnu).
Tanggal Pengamatan        : 11 Januari 2015
Cuaca                               : Cerah
Lokasi                              : Desa Sewukan         
Koordinat                         : S 670° 31,950’ E 110° 21,197’
Vegetasi                           : Padi, cabai, kacang panjang, tomat, Singkong dll.
Bahan induk                     : Material Vulkanik Merapi (Tanah Muda)
Penggunaan lahan            : Sawah
Fisiografi                          : Sistem vulkanik
Kemiringan lereng            : 5%
Relief                               : teras
Ketinggian tempat           : 686 m dpl
Drainase permukaan         : cepat
Jeluk mempan                  : 61 cm
Jenis lapisan pembatas (bila jeluk mempan <100cm) : Pasir (61 cm)
Klasifikasi tanah :                       
1.    PPT                              : Regosol
2.    FAO-UNESCO          : Regosol
3.    Soil Taxonomy            : Entinol
Pada praktikum pengamatan sifat tanah yang dideskripsikan oleh kelompok 13 pada tanggal 11 januari 2015 pada cuaca yang cerah, diketahui bahwa nomor profil tanah di desa Sewukan adalah XIII, letak koordinat S 670° 31,950’ E 110° 21,197’, vegetasi tanaman yang tumbuh antara lain padi, cabai, kacang panjang, tomat, singkong dll. Dikarenakan Desa Sewukan terletak di lereng gunung merapi maka bahan induk tanahnya adalah material vulkanik dan fisiografinya yaitu sistem vulkanik. Tanah di Desa Sewukan mempunyai kemiringan lahan 5%, sehingga relief yang ada berupa teras. Ketinggian tempat yang telah diukur menggunakan alat berupa Klinometer diperoleh data 686 m diatas permukaan laut. Karena lahan yang cukup lereng dan tanahnya gembur maka drainasenya cepat. Setelah dilakukan pengukuran jeluk mempan diperoleh 61 cm dibawah permukaan tanah, jenis lapisan pembatasnya adalah pasir. Klasifikasi tanah yaitu menurut PPT dan FAO-UNESCO adalah Regosol, sedangkan menurut SOIL TAXONOMY adalah Entinol.
Tabel 1 Morfologi Tanah
No. Lapisan
I
II
IV
V
Batas Lapisan
0 - 14/18
14/18 – 31/36
31/36 – 46/49
46/49 – 57/61
Bentuk
Rata Datar
Rata Miring
Berombak
Bergelombang
Takberaturan
Patah-Patah
Melidah

ü   









ü   







ü   







ü   




KelasTekstur
Geluh Debuan
Geluh Lempungan
Geluh Pasiran
Geluh Pasiran
Struktur
Tipe

Ukuran


Derajat

Remah


Sangat Halus

Lemah

Gumpal Membulat

Sangat Halus

Lemah

Gumpal Membulat

Halus

Sedang


Gumpal Membulat

Halus

Sedang
Warna
Dark Yellow Brown
Dark Brown
Dark Brown
Dark Yellow Brown
PH
5,5
5,5
5,5
5,5
Bahan Organik
+
+
+
+
Kapur
-
-
-
-
Mn
-
-
+
-
Proses Pembentukan Tanah
Tanah terbentuk dari erupsi gunung merapi yang keluar dari perut bumi, dan tanah muda sehingga tanah disini sangat subur, sehingga oleh penduduk disini menanami tanaman seperti cabai, tomat, padi, dan sebagainya .
Morfologi tanah lapisan satu dari permukaan sampai kedalaman 14 per 18 berbentuk rata dan kelas teksturnya adalah geluh debuan, tipenya remah, ukuranya sangat halus derajatnya lemah, tanah pada lapisan ini berwarna dark yelow brown pH tanah 5,5 dan mengandung bahan organik. Lapisan dua dari kedalaman 14 per 18 sampai 31 per 36 bentuknya berombak dan kelas teksturnya geluh lempungan, tipenya gumpal membulat, ukuran sangat halus, derajatnya lemah, tanah dilapisan ini berwarna dark brown, memiliki pH 5,5 dan mengandung bahan organik.  Lapisan tiga pada kedalaman 31 per 36 sampai 46 per 49 bentuknya berombak dan kelas teksturnya geluh pasiran, tipenya gumpal membulat, ukurannya halus, derajatnya sedang, tanah dilapisan ini berwarna dark brown, berpH 5,5 dan mengandung bahan organik. Dan lapisan empat yang terletak pada kedalaman 46 per 49 sampai 57 per 61 bentuknya berombak dan kelas teksturnya adalah geluh pasiran, tipe tanah adalah gempal membulat, ukurannya halus, derajatnya sedang, dan tanah dilapisan ini berwarna dark yelow brown, memiliki pH tanah 5,5 dan ada mengandung bahan organik.
Tabel 2   Uraian dan Sketsa Profil Tanah
Sketsa Profil Tanah
Kedalaman (cm) Lapisan
Uraian

v     vvvvvv  vvvv  vv

I



 


II


 


III




 



IV


 










0 – 14/18


Pada lapisan I memiliki kedalaman lapisan 0 – 14/18 dengan warna dark yellow brown



14/18 – 31/36


Padalapisan II memiliki kedalaman lapisan 14/18 – 31/36 dengan warna dark brown



31/36 – 46/49


Pada lapisan III memiliki kedalaman lapisan 31/36 –46/49 dengan warna dark brown


46/49 – 57/61




Pada lapisan IV memiliki kedalaman lapisan 46/49 – 57/61 dengan warna dark yellow brown


Tanaman yang dibudidayakan:
Cabai, tomat, kacangpanjang, singkong, sawi, luncang, dan padi.

Pada lapisan I kedalamannya adalah nol sampai 14 per 18 berwarna dark yellow brown sketsa tanahnya rata datar. Pada lapisan II kedalamannya adalah 14 per 18 sampai 31 per 36 berwarna dark brown, sketsa tanahnya berombak. Pada lapisan III kedalamannya 31 per 36 sampai 46 per 49 berwarna dark brown sketsa tanahnya berombak. Pada lapisan IV memiliki kedalaman lapisan 46 per 49 sampai 57 per 61 berwarna warna dark yellow brown, sketsa tanahnya berombak. Tanaman yang cocok dibudidayakan di desa Sewukan adalah aneka tanaman seperti cabai, kacang panjang, singkong, sawi, luncang, padi dll.
B. Pengenalan Budidaya Tanaman Tahap Pra-Produksi
1. Pengenalan Budidaya Tanaman Padi
1.1 Pengolahan Lahan
Sebagai persiapan, lahan diolah seperti biasa, pengolahan tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut. Mula-mula tanah dibajak menggunakan traktor atau tenaga sapi. Selanjutnya tanah digaru sambil ditaburi pupuk organik. Terakhir, tanah diratakan.Pada saat menggaru dan meratakan tanah, usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur hara yang ada di tanah tidak hanyut. Setelah tanah diratakan, buatlah parit di bagian pinggir dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan pengaturan air.
1.2  Kebutuhan Sarana Produksi
Pada umumnya petani menanam padi dengan bibit, bibit yang siap ditanam dilapangan yaitu berumur 20-25 hari. Benih yang ditanam yaitu varietas tanaman padi berumur pendek, selain karena cepat panen tanaman padi jenis ini juga tahan terhadap terpaan angin sehingga tanaman padi tidak mudah roboh.
1.3 Tekhnik Budidaya
Setelah bibit berumur 20-25 hari bibit dicabut dari persemaian, kemudian ditanam dilahan yang sebelumnya telah diolah, jarak tanam penanaman yaitu 25 cm x 25 cm. Bibit ditanam dengan kedalaman 3 cm dan jumlahnya 2-3 tanaman perlubang. Tanaman yang telah kita tanam tidaklah semuanya hidup maka kita perlu melakukan penyulaman pada sekitar umur 7 sampai 14 hari. Pengairan sangatlah penting karena tanaman padi sangat bergantung dengan pengairan, air digalengan tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit.
2. Pengenalan Budidaya Tanaman Sayuran Cabai
2.1 Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan meliputi pencangkulan, pemberian pupuk dasar dan pemberian mulsa, pertama lahan dicangkul dan dibuat bedengan, sambil mencangkul diberikan pupuk dasar. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang dengan dosis 50 kg/10 m² dan pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 3 kg/10 m². Setelah bedengan jadi kemudian diberi mulsa plastik, mulsa ini dibentangkan sepanjang bedengan, supaya kuat mulsa diberi pengait bambu yang ditancapkan ketanah. Kemudian mulsa diberi lubang tanam sesuai dengan jarak tanam 35 cm x 35 cm.
2.2 Kebutuhan Sarana Produksi
Petani pada umumnya membeli bibit dari penjual bibit tanaman, umur bibit yang siap ditanam yaitu 25 hari. Bibit yang digunakan yaitu varietas TM-42 berjenis cabai keriting. Bibit ditanam sebanyak 1 bibit per lubang.
2.3 Tekhnik Budidaya
Sistem tanam cabai yang dilakukan adalah dengan cara monokultur. Sistem tanam ini ditujukan supaya perawatan bisa terfokuskan kepada satu jenis tanaman. penanaman 1 bibit per lubang, bibit dengan jarak 35 cm x 35 cm.
C.  Pengenalan Budidaya Tanaman Tahap Produksi
1.    Pengenalan Budidaya Tanaman Padi
1.1  Pemeliharaan
a.  Pengairan
Setelah tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari kemudian diairi kembali sedikit demi sedikit. Sejak padi berumur 8 hari genangan air mencapai 5 cm. Pada waktu padi berumur 8-45 hari kedalaman air ditingkatkan menjadi 10 sampai dengan 20 cm. Pada waktu padi mulai berbulir, penggenangan sudah mencapai 20-25 cm, pada waktu padi menguning ketinggian air dikurangi sedikit-demi sedikit.
b. Pemupukan
Setelah tanaman padi ditanam pemupukan pertama dilakukan pada umur 3-4 minggu. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang 50 kg/10 m² diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam pada waktu pembajakan tanah sawah. Pupuk anorganik yang dianjurkan Urea = 150 kg/keso, PONSKA = 100 kg/keso dan NPK = 200 kg/keso.
c.  Pengendalian gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang hidup sendirinya pada waktu dan tempat yang tidak dikehendaki. Gulma menjadi masalah yang tetap karena selalu menyaingi tanaman utama (pokok) dalam pengambilan unsur hara, air dan cahaya. Pengendalian gulma pada umumnya dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut gulma di sawah.
d. Pengendalian Penyakit
Tanaman padi setelah tumbuh terkadang terkena beberapa penyakit yang menjangkit tanaman. dikarenakan kelembaban dan faktor-faktor lain sehingga timbulah penyakit-penyakit pada tanaman padi. Penyakit yang sering menyerang tanaman padi antara lain penyakit blast, penyakit busuk batang, penyakit daun coklat, penyakit hawar pelepah. Pengendaliannya yaitu dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan gejala yang ada.
e.  Pengendalian Hama
Hama yang sering menyerang tanaman padi adalah burung, walang sangit, dan penggeret batang, para petani biasanya mengendalikan hama tersebut dengan memasang jaring atau disemprot dengan pestisida.
1.2  Identifikasi Agroklimat
Tanaman padi menghendaki tanah yang liat, subur dan berair, karena produksi tanaman padi sangatlah terpengaruh oleh kesuburan tanah dan keadaan pengairan yang ada. Iklim yang cocok untuk tanaman padi adalah tropis, dimana terdapat musim penghujan yang lumayan panjang sehingga cocok untuk tanaman padi. Pada proses perkecambahan tanaman padi sangat lah dipengaruhi oleh suhu, karena ada beberapa macam benih mempunyai tiga titik suhu kritis yang berbeda-beda yaitu pada suhu terendah dimana benih dapat berkecambah dengan baik.
1.3  Pengamatan Pertumbuhan
a.  Kecambah
Benih biasanya dikecambahkan melalui perendaman selama 24 jam dan diinkubasi juga selama 24 jam. Setelah perkecambahan bakal akar dan tunas menonjol keluar menembus kulit gabah.
b. Pertunasan
Tahap pertunasan mulai begitu benih berkecambah sampai dengan sebelum anakan pertama muncul. Selama tahap ini, akar seminal dan 5 daun terbentuk. Sementara tunas terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus berkembang pada kecepatan 1 daun setiap 3-4 hari selama tahap awal pertumbuhan. Kemunculan akar sekunder membentuk sistem perakaran serabut permanen dengan cepat menggantikan radikula dan akar seminal sementara. Bibit umur 18 hari. Bibit mempunyai 5 daun dan sistem perakaran yang berkembang dengan cepat.
c.  Pembentukan Anakan
Tahap ini berlangsung sejak muncul anakan pertama sampai pembentukan anakan maksimum tercapai. Anakan muncul dari tunas pada buku batang dan menggantikan tempat daun serta tumbuh dan berkembang. Bibit menunjukkan posisi dari dua anakan pertama yang mengapit batang utama dan daunnya. Setelah tumbuh anakan pertama, memunculkan anakan sekunder. Ini terjadi pada 30 hari setelah tanam pindah. Anakan akan tumbuh sampai pada titik dimana sukar dipisahkan dari batang  pemanjangan batang.
d. Pemanjangan Batang
Tahapan ini terjadi sebelum pembentukan malai atau terjadi pada tahap akhir pembentukan anakan. Oleh karenanya bisa terjadi tumpang tindih dari tahap 2 dan 3. Anakan terus meningkat dalam jumlah dan tingginya. Periode waktu pertumbuhan berkaitan nyata dengan memanjangnya batang.
e.  pembentukan Malai Sampai Bunting
Malai terlihat berupa kerucut berbulu putih panjang. Pertama kali muncul pada ruas buku utama kemudian pada anakan dengan pola tidak teratur. Malai dapat terlihat dengan membelah batang. Saat malai terus berkembang bulir terilihat dan dapat dibedakan malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera, menyebabkan pelepah daun menggembung. Penggembungan daun bendera inidisebut bunting. Bunting terlihat pertama kali pada ruas batang utama. Pada tahap bunting, ujung daun layu (menjadi tua dan mati) dan anakan non produktif terlihat pada bagian dasar tanaman.  
f.  Keluarnya bunga atau malai
Dikenal sebagai tahap keluar malai. Heading ditandai dengan kemunculan ujung malai dari pelepah daun bendera. Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun.
g. Pembungaan
Tahap pembungaan dimulai ketika serbuk sari menonjol keluar dari bulir dan terjadi proses pembuahan. Pada pembungaan, kolopak bunga terbuka, antara menyembul keluar dari kelopak bunga karena pemanjangan stamen dan serbuk sari tumpah. Kelopak bunga kemudian menutup. Serbuk sari jatuh ke putik, sehingga terjadi pembuahan. Struktur pistil berbulu dimana tube tepung sari dari serbuk sari yang muncul akan mengembang ke ovary.  Proses pembungan berlanjut sampai hampir semua spikelet pada malai mekar.
h. Gabah Matang Susu
Pada tahap ini gabah mulai terisi dengan bahan serupa susu atau larutan putih susu, dapat dikeluarkan dengan menekan gabah di antara dua jari. Malai hijau dan mulai merunduk. Palayuan pada dasar anakan berlanjut. Daun bendera dan dua daun di bawah tetap hijau.
i.   Gabah Setengah Matang
Gabah setengah matang. Pada tahap ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi gumpalan lunak dan akhirnya mengeras. Gabah pada malai mulai menguning.
j.   Gabah Matang Penuh
Setiap gabah matang, berkembang penuh, keras dan berwarna kuning. 90-100% dari gabah isi berubah menjadi kuning dan keras. Daun bagian atas mengering dengan cepat.
1.4  Gejala Penyimpangan
Gejala penyimpangan pada tanaman padi adalah tanaman kerdil, anakan tidak maksimal, pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Pada pembibitan, daun berubah hijau keabu-abuan menggulung dan akhirnya mati.
2.    Pengenalan Budidaya Sayuran Cabai
2.1. Pemeliharaan
Tanaman yang telah ditanam dilapangan memerlukan perlakuan khusus untuk menunjang pertumbuhan dan tingkat produksi yang tinggi. Pemeliharaan yang pertama yaitu pengairan, petani di Desa Sewukan mengandalkan air hujan. Apabila tidak terjadi hujan selama 1 bulan tanaman bisa bertahan hidup karena penguapan air tanah terhambat oleh mulsa.
Saluran irigasi yang ada di Desa Sewukan yaitu semi teknis, dimana saluran-saluran irigasi ada yang terbuat melalui proses alam dan ada yang dibuat dengan bantuan alat seperti cangkul. Ada beberapa saluran irigasi yang sudah modern yaitu menggunakan cor semen, tapi masih sebagian saja.
Pemasangan ajir sangat diperlukan supaya tanaman tidak roboh apabila terkena terpaan angin. Selain itu apabila tanaman berbuah lebat maka ajir akan membantu penopangan batang utama.
Pemberian pupuk harus sesuai dengan kebutuhan tumbuhan, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan  Dengan demikian pemberian pupuk harus tepat dosis tepat sasaran, dan tepat waktu. Sehingga pupuk yang kita berikan tidak menjadi penyebab matinya tanaman dikarenakan over dosis. Biasanya petani melakukan pemupukan dengan dosis 1 ons/10 liter air. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan NPK.
Pengendalian gulma dilakukan dengan melihat kondisi lahan. Apabila lahan tersebut terlihat banyak gulma maka dilakukan penyemprotan dengan herbisida dengan dosis 0,01 cc/17 liter air. Kemudian disemprotkan menggunakan kepsprayer. Dalam proses penyemprotan dilakukan dengan sangat hati-hati karena apabila herbisida mengengenai tanaman yang dibudidayakan akan mati.
Penyakit yang menyerang tanaman cabai di Desa Sewukan adalah Penyakit bule dan pethek. Penyakit bule sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Pengendalian penyakit pethek dilakukan dengan menyemprotkan fungisida (Dithane) dengan dosis 0,0001 cc/17 liter air. Penyemprotan dilakukan setelah tanaman pertama kali berbuah yaitu pada umur tanaman berkisar 60 hari.
Hama yang menyerang tanaman cabai adalah ulat dan trip. Pengendalian dengan cara menyemprotkan insektisida supermax dan prifaton dengan dosis 0,1cc/17 liter air. Pengendalian hama dilakukan dengan melihat kondisi dilahan.
2.2 Identifikasi Agroklimat
Tanaman cabai menghendaki tanah yang subur, lembab dan tidak terlalu basah karena tanaman cabai apabila terlalu banyak air akar tanaman cabai akan busuk sehingga tanaman cabai mati. Tanaman cabai cocok ditanam pada iklim tropis seperti Indonesia. Suhu yang terlalu rendah akan menciptakan kelembaban pada sekitar tanaman sehingga akan menimbulkan penyakit busuk buah.
2.3 Pengamatan Pertumbuhan
Tanaman cabai merupakan salah satu tanaman yang cara menanamnya harus disemaikan terlebih dahulu. Kurang lebih 20-25 hari setelah penanaman dipersemaian bibit siap ditanam dilapangan. Penanaman bibit dilakukan pada pagi atau sore hari supaya penyinaran matahari tidak terlalu terik sehingga tanaman mampu beradaptasi. Penanaman bibit dilakukan dengan menanam satu bibit per lubang tanam.
Tanaman cabai perlu diberikan ajir supaya kokoh dan mampu menopang terpaan angin. Pemasangan ajir diusahakan sedini mungkin, maksimal satu bulan setelah tanam. Ajir biasa dipasang miring membentuk sudut 450 dengan batang tanaman cabai atau tegak lurus dengan batang tanaman. Ajir dibuat dari belahan bambu atau kayu kecil, pemasangan ditancapkan ditanah kemudian batang tanaman diikatkan. Dalam pengikatan tanaman tidak boleh terlalu kencang, karena akan menghambat tumbuh dan ber kembangnya tanaman.
Tanaman cabai akan berbuah sekitar umur 60 hari setelah tanam dilapangan. Pada saat pembuahan pertama ini perawatan harus dimaksimalkan supaya tidak timbulnya beberapa penyakit yang akan menyerang buah.
2.4    Gejala Penyimpangan
Tanaman cabai mengalami kelayuan pada daun yang diawali dari daun-daun cabai muda. Bila batang, cabang atau pangkal batang tanaman cabai dibelah maka akan terlihat berkas pembuluh pengangkut berwarna cokelat tua dan membusuk. Tanaman cabai mengalami kelayuan dimulai dari daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan tepi berwarna lebih tua. Tanaman cabai yang semula hijau menjadi menguning, terutama pada bagian tajuk tanaman paling muda.
D. Pengenalan Budidaya Tanaman Tahap Pasca Panen
1. Pengenalan Budidaya Tanaman Padi
Tanaman padi akan matang penuh pada umur 110-115  hari setelah tanam. Penentuan saat panen yang umum dilaksanakan petani adalah didasarkan kenampakan malai, yaitu 90 – 95 % gabah dari malai tampak kuning.  Setelah tanaman padi sesuai kriteria, tanaman padi siap dipanen. Panen menggunakan alat berupa sabit dan mesin perontok. Setelah padi dipanen dan dipisahkan dari batangnya kemudian padi dijemur dibawah sinar matahari. Apabila padi sudah kering kemudian padi dipisahkan dari kotoran-kotoran yang terbawa pada saat pemanenan. Kemudian padi dimasukan kedalam karung. Padi yang telah dipanen biasanya digunakan untuk makan sehari-hari, tetapi ada juga yang dijual dipasar atau pengepul.
2. Pengenalan Budidaya Tanaman Sayuran Cabai
Panen perdana cabai merah di dataran rendah atau menengah rata-rata pada umur 75-85 Hari Setelah Tanam (HST), sedangkan di dataram tinggi 85-95 HST. Jika panen cabai merah terlalu muda akan menyebabkan buah menjadi udah layu,sudut bobot maksimal belum tercapai,tidak tahan lama dalam penyimpanan dan kurang tahan guncangan ketika dilakukan pengangkutan atau transportasi. Cabai dapat dipanen apabila jumlah matang 90% dari semua areal tanam. Pada saat panen tidak ada alat khusus yang digunakan. Petani biasanya memanen cabai menggunakan tangan dan ditambah ember kecil untuk menampung sementara. Apabila cabai telah banyak kemudian dimasukan kedalam karung. Para petani di Desa Sewukan memasarkan hasil panennya di Sub Terminal Agribisnis (STA) Sewukan. Tetapi ada juga yang menjual kepada pengepul.
3.    Pengenalan Sub Terminal Agribisnis (STA) Sewukan
Sub Terminal Agribisnis (STA) Sewukan diprakarsai oleh Bpk. H. R. Sudiyono pada tahun 2000 pembangunan STA diatas tanah seluas 4000 m². Dengan tujuan sebagai tempat penjualan hasil panen, menghilangkan tengkulak, dan mengembangkan perekonomian. Dalam pembangunan STA memiliki manfaat tersendiri bagi petani desa sewukan antara lain yaitu mampu menciptakan lapangan kerja baru dan menekan urbanisasi warga desa ke kota, tersedianya pasar resmi untuk menjual hasil pertanian para petani sekitar. Sedangkan manfaat bagi desa adalah menambah pemasukan khas desa. Dukungan pemerintah daerah antara lain dengan memberikan izin pendirian, memberikan bantuan dana melalui APBN. jumlah anggota pedangan di STA pada saat ini yaitu berjumlah 35 pedagang.
   Dalam pengamatan aktivitas-aktivitas yang dilakukan di STA kami mewawancarai 2 pedagang sayuran lintas kota atau lintas daerah yang ada di STA. Pedagang yang pertama yaitu Ibu Tiah asal Dukun beliau adalah pedagang lokal yang akan mendistribusikan dagangannya keluar kota. Jenis-jenis sayuran yang akan dijual antaralain: kembang kol, cabe merah, tomat, buncis, wortel dan kacang panjang. Untuk jumlah total sayuran yang dibeli dari STA yaitu 2 kwintal setiap jenis produk jadi total semuanya adalah 12 kwintal. Tujuan Ibu Tiah dalam memasarkan dagangannya adalah ke pasar-pasar lokal seperti Boyolali, Solo, Prambanan. Pengangkutan dengan menggunakan mobil pickup dengan nomor polisi H 1739 PH. Responden yang ke dua adalah bapak Yudi beliau berasal dari klaten. Beliau adalah pengumpul antar kota. Jenis dagangan yang dibeli dari STA adalah kobis, wortel, buncis, sawi, kentang, telo, kelapa, dan seledri. Karena kendaraan yang digunakan adalah truck berplat nomor AA 1823 CB, jumlah keseluruhan dari sayuran yang dibeli yaitu berkisar 4,5 ton. Tujuan penjualan sayuran adalah pasar Serago Klaten.
STA sewukan diketua oleh H.R Sudiyono yang mana bertanggung jawab langsung terhadap Kepala Desa Sewukan yaitu Riswanto, BPD Sewukan, dan bendahara Desa Sewukan. Sekertaris STA Sewukan yaitu Ika Insiani dan Bendahara STA yaitu  Setyo Puji Lestari, SE. Dalam pengurusan STA terdapat beberapa seksi-seksi. Seksi pungutan yaitu Tintono dan Murie, seksi parkir yaitu Edi Kusmawan dan Rudyanto, seksi kebersihan yaitu Sukri, dan seksi keamanan yaitu Linmas Desa Sewukan.
Dari pengamatan yang kami lakukan di STA sewukan kami mendapatkan pengetahuan baru tentang sistem perdagangan dam pemasaran pertanian di sebuah STA. Suasana yang ada di STA Sewukan termasuk STA yang ramai karena disana terjadi transaksi jual beli sayur dan bahan pokok setiap harinya. STA Sewukan termasuk STA yang mandiri karena dikelola oleh desa bukan pemerintah kabupaten maupun kecamatan. Pendapatan STA Sewukan setiap tahunnya mengalami peningkatan dari didirikannya STA sampai 2010. Tetapi mengalami penurunan pada tahun 2011 akibat adanya erupsi gunung merapi. Yang mengakibatkan terjadinya banjir lahar dingin yang mengakibatkan jembatan kali belan terputus. Sehingga aktifitas dan pendapatan STA menurun hingga 80% dan pada tahun 2012 sampai sekarang mengalami pendapatan yang sangat signifikan.
E.  Pengenalan Kehidupan Sosial Ekonomi
1.      Keluarga ke – 1 Keluarga bapak Kasim
Keluarga pak Kasim yang tinggal di Dusun Sewukan Tegal, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang. Keluarga pak Kasim mempunyai 4 anggota keluarga. Pekerjaan anggota keluarga yaitu sebagai petani, ibu rumah tangga dan pelajar. Untuk keluarga pak Kasim kepala keluarga mempunyai pekerjaan sampingan buruh. Ibu rumah tangga tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan sampingan. Anak keluarga pak Kasim masih menjadi pelajar semua.
1.      Keadaan Penguasaan Lahan
             Pak Kasim mempunyai luas lahan sawah 3 keso atau 3000 m² dan lahan pekarangan 90 m². Lahan pekarangan digunakan untuk rumah dan kandang ternak, sedangkan sawah digunakan untuk menanam sayuran dan padi.
Tabel 3. Usaha Tanaman Semusim
Keluarga
MK I
MK II
MH I
Tanaman PADI
1.      LuasTanaman(m²)
2.      Produksi (kg)
3.      Bentukhasil
4.      Harga atau satuan
5.      JenisLahan :
Sawah/tegal/pekarangan*)




3000 m²
800 kg
Gabah
Rp. 4.500,-
Sawah
TanamanSAWI
1.      LuasTanaman(m²)
2.      Produksi (kg)
3.      Bentukhasil
4.      Harga atau satuan
5.      JenisLahan :
Sawah/tegal/pekarangan*)

3000 m²
50 kg
Tanaman Sayur
Rp. 2.500,-
Sawah


3000 m²
50 kg
Tanaman Sayur
Rp. 2.500,-
Sawah



TanamanCABAI
1.      LuasTanaman(m²)
2.      Produksi (kg)
3.      Bentukhasil
4.      Harga atau satuan
5.      Jenis Lahan :
Sawah/tegal/pekarangan*)

3000 m²
50 kg
Buah
Rp. 50.000,-
Sawah

3000 m²
50 kg
Buah
Rp. 50.000,-
Sawah


TanamanBUNGA KOL
1.      LuasTanaman(m²)
2.      Produksi (kg)
3.      Bentukhasil
4.      Harga/satuan
5.      JenisLahan :
Sawah/tegal/pekarangan*)

3000 m²
100 kg
Bunga
Rp. 3.000,-
Sawah

3000 m²
100 kg
Bunga
Rp. 3.000,-
Sawah



Pak Kasim menanam tanaman padi di sawah seluas 3000 m² pada musim hujan. Hasilnya berupa gabah dengan berat 800 kg. Apabila gabah dijual harga dipasaran yaitu berkisar Rp. 4.500,- per kilogram. Pada musim kemarau satu dan dua pak Kasim menanam tanaman sayuran. Penanaman sayuran dilakukan dengan sistem tumpang sari. Tanaman sayuran yang menjadi komoditi utama adalah sawi, cabai, dan bunga kol. Untuk tanaman sawi ditanam di areal sawah dengan luas 3000 m² menghasilkan hasil berupa daun sawi segar dengan jumlah 30 kg, hasil panen dijual dengan harga Rp 1.500,- per kilogram. Tanaman sayur selanjutnya adalah cabai, tanaman cabai ditanam di areal sawah dengan luas 3000 m² menghasilkan buah cabai segar dengan berat 50 kg, hasil panen tanaman cabai dijual dengan harga Rp 50.000,- per kilogram. Dan tanaman sayur yang terakhir adalah bunga kol. Tanaman bunga kol ditanam di areal sawah seluas3000 m², menghasilkan sayur berupa bunga dengan berat keseluruhan berkisar 100 kg, hasil panen dijual dengan harga Rp 3.000,- per kilogram.
Lahan
Bulan
MH
MK I
MK II
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1.    Sawah
◊*◌
◊*◌
◊*◌
◊*◌
Gambar 2. Pola pergiliran tanaman
Keterangan :
-          Awal anen tanaman cabai pada bulan Mei.
-          Panen tanaman sawi dan bunga kol pada bulan Maret dan Juli.
-          Mh =bulan 10 s.d 1, mk-1=bulan 2 s.d 5,    mk-2 = bulan 6 s.d 9
-            : Cabai
-            : Padi           
-          *  : Bunga Kol 
-            : Sawi
Pada musim penghujan yaitu pada bulan Oktober, November, Desember, dan Januari sawah pak Kasim ditanami padi. Pada musim kemarau I yaitu pada bulan Februari, Maret, April, dan Mei sawah ditanami sayuran dengan sistem penanaman tumpang sari. Pada musim kemarau I yaitu pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September sawah juga ditanami sayuran dengan sistem penanaman tumpang sari. Jenis-jenis sayuran yang ditanam yaitu cabai, bunga kol, dan sawi.
2.      Biaya Sarana Produksi dan Biaya Lain-lain
Pak Kasim menanam tanaman padi pada musim penghujan di sawah. Untuk menanam tanaman padi dilahan sawah seluas 0,3 ha membutuhkan benih sebanyak 6 Kg. Benih dibeli dipasar atau toko bibit dengan harga Rp 27.000,-. Tanaman padi dipupuk menggunakan pupuk urea, PONSKA, pupuk kandang dan pupuk NPK. Untuk memupuk 0,3 ha menghabiskan pupuk urea sebanyak 150 Kg, harga total pupuk urea adalah Rp. 1.800.000, pupuk PONSKA sebanyak 100 Kg, harga total pupuk PONSKA adalah Rp. 1.300.000, Pupuk kandang sebanyak 90 keranjang, dengan harga total Rp. 180.000, pupuk NPK sebanyak 10 karung dengan harga total Rp. 8.000.000. selain pupuk tanaman padi juga memerlukan pestisida untuk membasmi hama dan penyakit, untuk tanaman padi seluas 0,3 ha menghabiskan pestisida 400 mili liter, harga pestisida 400 mili liter sebanyak Rp. 400.000. Untuk mengerjakan sawah seluas 0,3 ha tidak dilakukan sendiri, ada tenaga kerja dari dalam dan dari luar, untuk tenaga kerja dari dalam yaitu petani itu sendiri (pak Kasim), sedangkan tenaga kerja dari luar yaitu para tetangga, tenaga kerja yang diperlukan untuk mengerjakan lahan sawah seluas 0,3 ha membutuhkan tenaga kerja 17 orang, dari mulai pengolahan tanah sampai tanam, total biaya yang dikeluarkan untuk menggaji pekerja yaitu Rp. 420.000. Biaya yang digunakan untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan tanah seluas 0,3 ha adalah Rp. 100,000. Pada proses pemanenan tanaman padi tenaga kerja digaji dengan gabah atau disebut bawon, pak Kasim mengeluarkan gabah untuk bawon sebanyak 80 kg atau setara dengan uang Rp 360.000. pada musim panen raya pak Kasim mengadakan selamatan berupa nasi besek, biaya yang dikeluarkan untuk selamatan Rp 250.000.
Pada musim kemarau I dan II pak Kasim menanam tanaman sayuran beruapa cabai, sawi dan bunga kol. Untuk semua tanaman ditanam pada lahan yang sama dengan sistem tanam tumpang sari  luas lahan yang digunakan yaitu 0,3 ha. Semua sarana produksi dan biaya lain-lain sama saja hanya dalam pembelian bibit dan benih yang harganya berbeda. Untuk bibit tanaman cabai petani membutuhkan 2000 bibit per musim, untuk 2000 bibit petani membeli dengan harga Rp. 240.000. Untuk tanaman sawi dan bunga kol pak Kasim memilih membuat pembibitan sendiri, karena untuk menghemat biaya tetapi pak Kasim tetap membeli bibit unggul dari pasar. Bibit tanaman sawi yang digunakan untuk penanaman pada musim kemarau I dan II jumlahnya sama yaitu 1 bungkus per musim, harga satu bungkus bibit sawi Rp. 20.000. Untuk penanaman bunga kol petani memerlukan 1 bungkus bibit per musimnya, harga bibit bunga kol 1 bungkus adalah Rp. 100.000. Pupuk yang digunakan pada musim kemarau I dan II pada semua tanaman jumlah dan jenisnya sama yaitu pupuk PONSKA, pupuk kandang, dan pupuk NPK, jumlah yang dikeluarkan untuk masing-masing musim kemarau I dan II sama saja, untuk pupuk PONSKA berjumlah 40 kg dengan harga Rp. 520.000. Pupuk kandang 90 keranjang Rp. 180.000, pupuk NPK 60 kg Rp 1.200.000. Pemberantasan hama pak Kasim menggunakan pestisida, pada musim kemarau I dan II petani menggunakan pestisida masing-masing 600 mili liter, biaya yang digunakan untuk membeli pestisida adalah Rp. 600.000 per musim. Untuk tenaga kerja pak Kasim sendiri  dan menggunakan tenaga kerja 7 orang, biaya tenaga kerja 7 orang adalah Rp. 245.000.
3.      Usaha Tanaman Tahunan
Pak Kasim mempunyai usaha tanaman tahunan yaitu tanaman pisang dan bambu. Tanaman pisang ditanam di pemantang sawah, apabila ditotal luas arealnya 0,0008 ha. Tanaman pisang yang muda berjumlah 4 pohon, yang produktif berjumlah 8 pohon jadi jumlah keseluruhan 12 pohon. Dalam satu kali panen setiap satu pohon menghasilkan Rp. 25.000. Biaya tenaga kerja dalam satu tahun Rp. 35.000.
Selain tanaman pisang pak Kasim juga mempunyai tanaman bambu. Luas areal tanaman bambu 0,001 ha. Tanaman pisang yang muda berjumlah 10 pohon, yang produktif berjumlah 90 pohon jadi jumlah keseluruhan 100 pohon. Dalam satu kali panen setiap satu pohon menghasilkan Rp. 2.500.000. Biaya tenaga krja dalam satu tahun Rp. 35.000.
4.      Usaha Ternak Besar
Pak Kasim mempunyai usaha ternak seekor sapi. Harga bibit pada saat pembelian yaitu Rp. 10.500.000, biaya pembelian pakan ternak dalam satu tahun Rp. 7.200.000, biaya tenaga kerja keluarga dalam setahun Rp. 12.000.000, saat ini harga seekor sapi milik petani yaitu Rp. 16.000.000. Kotoran sapi dijual dengan harga Rp.360.000.
5.      Usaha Ternak Unggas
Selain mempunyai ternak sapi petani juga memelihara satu ekor burung, burung ini didapatkan oleh petani di kebun miliknya. Saat ini harga burung berkisar Rp. 30.000.
6.      Pendapatan Luar Usaha Tani
Pak Kasim mempunyai pendapatan luar usaha tani yaitu hasil pendapatan yang didapat dari luar usaha tani atau selain bertani. Pendapatan pak Kasim selain bertani yaitu dari hasil bekerja sebagai buruh kepada petani-petani disekitar desanya.
7.      Kepemilikan atau Aset Rumah Tangga
Keluarga pak Kasim mempunyai aset  rumah tangga berupa uang dengan jumlah Rp. 15.000.000, memiliki dua buah sepeda motor yang dibeli dengan harga Rp. 15.000.000, mempunyai sebuah sepeda yang bdibeli dengan harga Rp. 200.000. Selain itu petani juga mempunyai aset berupa hewan ternak, yang pertama pak kasim mempunyai 1 ekor burung yang di jika senilai harganya Rp. 30.000, yang ke dua yaitu seekor sapi yang senilai harganya Rp. 16.000.000, selain itu pak Kasim mempunyai pekarangan seluas 90 m² yang senilai harganya Rp. 25.000.000, pak Kasim juga mempunyai sawah seluas 3.000 m² senilai Rp. 75.000.000.
8.      Rencana Pemanfaatan Tabungan
Pak Kasim mempunyai seekor sapi yang akan digunakan untuk menanggulangi jika ada kebutuhan sekolah anak-anak pak kasim yang bersifat mendadak. Selain itu tabungan juga dimanfaatkan apabila salah satu keluarga ada yang tiba-tiba terkena musibah atau sakit parah.
E.  Pengenalan Pertanian Dalam  Sekala Industri atau Perusahaan Perkebunan Sabila Farm
1.      Sejarah Berdirinya Sabila Farm
Pada tahun 2001 Bapak Gun Sutopo dan Ibu Eli membangun perkebunan buah naga dilahan seluas 2.5 Ha di Desa Pakembinanguan Kabupaten Sleman Jogjakarta yang diberi nama Sabila Farm. Sabila Farm merupakan sebuah badan usaha yang bergerak dibidang agronomi sebagai petani dan supplier komoditas Buah Naga, Papaya, Delima, Sirask dan Srikaya. Pengembangan komoditas pertanian ini terfokus pada tanaman buah naga jenis daging merah (Hylocereus polyrhizus)  dan daging putih (Hylocereus undatus) yang masih dikembangkan untuk peningkatan produksi dengan memanfaatkan lahan 1,6 Ha. Sebagai industri yang bergerak dalam bidang agronomi. Selain itu Sabila Farm juga menjual Bibit Buah Naga yang siap tanam, dan tanaman buah naga yang bisa dalam bentuk peti atau keranjang. Tahapan pencapaian perkembangan diusahakan untuk merangsang tunas bunga lebih banyak lagi, maka Sabila Farm merencanakan untuk memakai alat teknologi berupa lampu, karena tanaman buah naga lebih peka terhadap penyinaran sehingga lebih cepat mengeluarkan bunga calon buah yang banyak.
2.      Ruang Lingkup Kegiatan
Buah naga bukan buah asli Indonesia, buah naga berasal dari negara Amerika Latin. Tanaman buah naga mulai dibudidayakan dan populer di Indonesia sejak tahun 2000 an. Pada saat ini buah naga sudah banyak digemari karena khasiatnya. Seiring berkembangnya waktu, bermunculan kebun buah naga berskala industri maupun ditanam sekedar untuk penghias taman rumah. Salah satu contohnya adala Sabila Farm, yang didirikan oleh bapak Gun Sutopo. Kami belajar banyak dari perkebunan buah naga bapak Gun Sutopo, mulai dari budidaya sampai pemanenan, selain itu disana kami juga mendapatkan motivasi-motivasi dari bapak Gun Sutopo langsung.
A.  Teknik Budidaya Buah Naga
1.         Kesesuaian Lahan      
Ketinggian                   : 0 – 1.000 M dpl
Curah Hujan                : 600 – 3.000 ml/tahun
Tanah                           :Pasir -  Lempung liat
                        Ph tanah                      : 6,0         
2.         Persiapan Lahan
Budidaya Buah Naga setelah lokasi penanaman di tentukan dan melakukan pengukuran pH tanah maka di lanjutkan dengan persiapan lahan untuk budidaya, persiapan tersebut mencakup pemasangan tiang panjatan, pembersihan lahan, dan pengolahan lahan.
Buah naga merupakan tanaman merambat sehingga di butuhkan tiang panjatan untuk menopang pertumbuhan batang dan cabangnya. Bentuk dan model tiang panjatan dalam budidaya buah naga ada beberapa macam, yaitu berbentuk tunggal, dan berbetuk kelompok atau seperti pagar. Tiang panjatan harus kuat dan mampu bertahan selama beberapa tahun, Karena umur tanaman buah naga tersebut lumayan panjang.
3.    Persiapan Tiang Panjatan
Tiang panjatan biasanya menggunakan beton atau tiang panjatan hidup dari batang tanaman. Tiang panjatan ini di gunakan untuk menopang empat tanaman yang ber produksi dengan produktifitas yang rata-rata 3 kg per tanaman. Para pembudidaya buah naga yang biasanya menggunakan tiang panjatan yang terbuat dari beton atau pipa. Dan bentuk tiang panjatan yaitu, Bisa persegi, Bulat, Segi tiga.
Alternatif lain selain tiang beton, dapat juga menggunakan tiang panjatan hidup, Misalnya : Tanaman angsana, Jati, Jaranan, Dan Clerecedae. Yang artinya tiang panjatan berupa tanaman hidup yang memiliki perakaran yang cukup dalam dan tanaman tersebut harus tahan pemangkasan berat karena buah naga harus terkena sinar matahari langsung agar bisa memproduksi secara maksimal. Oleh karena itu, tiang panjatan hidup sering di pangkas apabila telah menutupi batang dan cabang buah naga. Tiang panjatan hidup harus memiliki tinggi (10 cm) karena jika diameter kurang dari 10 cm di kawatirkan tidak kuat menopang pertumbuhan buah naga tersebut. Penggunaan jenis tiang ini lebih menghemat biaya dari pada tiang beton meskipun tidak sekuat tiang beton dan tahan lama seperti tiang beton. Namun demikian dengan adanya tiang panjatan hidup juga membutuhkan tambahan pupuk sehingga menambah biaya pemeliharaan buah naga.
4.    Persiapan Bibit
Teknik perbanyakan buah naga biasanya dilakukan secara vegetatif tapi cara ini membutuhkan biaya yang mahal, tetapi tingkat keberhasilannya lebih tinggi disamping waktu yang dibutuhkan pada fase pemeliharaan lebih singkat. Keuntungan lain dari perbanyakan vegetatif yaitu kemungkinan tanaman mengalami penyimpangan genetik sangat kecil.Perbanyakan vegetatif yang digunakan dan terbukti berhasil pada budidaya buah naga adalah dengan stek batang. Perbanyakan dengan stek memiliki tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan bibit yang dihasilkan berkualitas tinggi dengan genetik yang serupa dengan induknya. Selain itu teknik stek batang juga mudah dilakukan.
1.    Penanaman
Penanaman dilakukan dengan mengolah tanah 1 m² sedalam 20 – 30 cm disekitar tiang panjatan dan media tanam sebagai nutrisi untuk Buah Naga, yaitu :
a.    Pupuk Kandang      : 10 Kg
b.   Kapur Dolomit        : 2 Kg
c.    Sekam bakar           : 1 – 2 Kg
d.   Pupuk NPK             : 50 gram (bila diperlukan)
2.    Pemeliharaan
Dalam budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap dilakukan secara teratur. Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara intensif meliputi pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan susulan, pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit tanaman.
3.    Panen
Buah Naga dipanen 33 hari setelah bunga mekar. Pemanenan dilakukan jika buah sudah berwarna merah magenta, sirip pada buah sudah tidak kaku. Untuk memanen digunakan alat berupa gunting buah.
4.    Olahan
Buah Naga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, diantaranya Puding, dodol, sirup dan selai dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi  sebagai tempat tumbuhan dan berkembangnya perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi sebagai gudang yang menyediakan hara atau nutrisi. Tanah terdiri dari beberapa lapisan dan setiap lapisan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
2. Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.teknik budidaya tanaman terdiri dari tiga tahap yaitu tahap praproduksi, tahap produksi, dan pasca panen. Komoditi tanaman yang sesuai adalah tanaman hortikultur, tanaman pangan dan perkebunan, namun yang paling dominan masyarakat menanam tanaman hortikultur.
3.   Pengetahuan keadaan tentang kehidupan sosial ekonomi petani, keluarga, dan masyarakat memberikan pengetahuan mengenai identitas petani, tingkat pendidikan petani dan keluarga petani serta pengalaman berusaha dalam bidang pertanian. Selain itu juga mendapat pengetahuan mengenai jumlah keuntungan yang didapat dalam budidaya pertanian.
4.  Kegiatan pertanian dalam skala industri memberikan pengetahuan mengenai komoditas pertanian yang memiliki orientasi pasar, khususnya buah naga. Dimana lokasi kegiatan pertanian dalam skala industri khususnya buah naga yaitu di Sabila Farm yang memiliki kegiatan antara lain wisata, belanja, dan pelatihan.

B.  Saran
Kegiatan pengenalan pertanian sangat memberi banyak manfaat bagi mahasiswa. Namun dalam pelaksanaan kegiatan masih terdapat beberapa ketidaksesuaian jadwal dengan kegiatan yang dilaksanakan. Sebaiknya kegiatan penyusunan jadwal dipersiapkan secara matang dan disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga tidak menimbulkan kekacauan.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2011. Definisi Sosial Ekonomi. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 22 Januari 2015. Pukul 20.20 WIB.
Anonim, 2015. Modul dan Panduan Mata KuliahPengenalan Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Buckman, 1982. Laporan Penelitian Tanah. https://adeputraselayar.wordpress.com. Diakses pada tanggal 21 Januari 2015. Pukul 15.30 WIB.
Distanbunhut, 2014. Sub Terminal Agribisnis. http://pertanian.magelangkab.go.id.Diakses pada tanggal 20 Januari 2015. Pukul 13.15 WIB.
Madjid, 2009. Laporan ilmu Tanah. http://cintamajeny.blogspot.com Diakses pada tanggal 22 Januari 2015. Pukul 20.15 WIB.
Malik, 2013. Teknik Budidaya Tanaman. http://planthospital.blogspot.com. Diakses pada tanggal 21 Januari 2015. Pukul 15.35 WIB.
Soemardi, 1986.Laporan Panen Pasca Panen.https://blog.ub.ac.id. Diakses pada tanggal 21 Januari 2015. Pukul 15.30 WIB.
Sutanto, 2005.  Laporan Jenis Tanah. http://cintamajeny.blogspot.com Diakses pada tanggal 22 Januari 2015. Pukul 20.15 WIB.
Setyono, 2001. Laporan Panen.https://blog.ub.ac.id. Diakses pada tanggal 21 Januari 2015. Pukul 15.30 WIB.
Van Aersten, 1953. Geografi Ekonomi Pertanian Indonesia. http://myblogdewiutariyani.blogspot.com. Diakses pada tanggal 22 Januari 2015. Pukul 20.00 WIB.