BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Minggu-Rabu
Tanggal : 11-14 Januari 2015
Tempat : Desa Sewukan Tegal, Kecamatan
Dukun, Kabupaten
Magelang,
Provinsi Jawa Tengah.
B.
Tujuan
2.
Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman
dan komoditi tanaman yang sesuai.
3.
Untuk mengetahui tentang kehidupan
sosial petani, keluarganya, dan masyarakat.
4.
Untuk mengenali kegiatan pertanian dalam
skala industri.
C.
Latar
Belakang
Pertanian adalah kegiatan manusiauntuk memperoleh hasil yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewanyang pada mulanya dicapai dengan jalan
sengaja menyempurnakan segalakemungkinan yang telah diberikan oleh alam guna
mengembangbiakkantumbuhan dan atau hewan tersebut(Van Aarsten, 1953).
Pengenalan
pertanian merupakan kegiatan kurikuler pada semester pertama, dengan maksud
agar mahasiswa lebih mengetahui dan memahami bidang pertanian dilapangan
sehingga memperoleh gambaran nyata aplikasinya dimasyarakat. Mahasiswa
berkesempatan dikenalkan pada berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pertanian
(Anonim, 2015).
Tanah adalah
lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuhan dan
berkembangnya perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara, secara kimiawi sebagai gudang yang menyediakan hara
atau nutrisi (senyawa organik dan an organik sederhana dan unsur-unsur
essensial seperti N, P, K, Ca, M, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, CL dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara
tersebut dan zat-zat adiktif bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu
menunjang produktifitas tanah untuk menghasilkan biomasa dan produksi baik
tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun perkebunan (Madjid,
2009).
Profil tanah
merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat
lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman tertentu sesuai dengan
keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan tubuh alam yang
terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam terhadap proses
pembentukan mineral. Pembentukan dan pelapukan bahan-bahan organik pertukaran
ion-ion, pergerakan dan pencucian bahan-bahan koloid (Buckman, 1982).
Jenis tanah
merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan tanaman karena perbedaan
jenis tanah mempengaruhi sifat-sifat dari tanah tersebut. Untuk memahami
hubungan antara jenis tanah, diperlukan pengetahuan yang mampu mengelompokan
tanah secara sistematik sehingga dikenal banyak sekali sistem klasifikasi yang
berkembang. Untuk mempelajari hubungan antar jenis tanah dibagi menjadi
klasifikasi alami dan sistem klasifikasi teknis (Sutanto, 2005).
Kemampuan
lahan adalah kesesuaian lahan untuk berbagai penggunaan yang secara umum dapat
diusahakan disuatu wilayah. Contoh: suatu wilayah sesuai untuk penggunaan lahan
pertanian atau permukiman. Hal ini berarti wilayah tersebut dapat digunakan
unuk pertanian saja atau permukiman saja atau kedua-duanya. Karena itu, semakin
banyak kesesuaian lahan yang dapat diusahakan disuatu wilayah, semakin tinggi
kemampuan lahannya. Pada intinya
kesesuaian lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk penggunaan tertentu
(Anonim, 2015).
Teknik budidaya tanaman adalah
proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan
memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi
tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Sebagai
orang pertanian, kita harus mengerti seperti apa teknik budidaya tanaman itu
dan juga tahu cara membudidayakan tanaman secara benar. Jika kita tidak
mengerti dan tahu tentang teknik budidaya tanaman, pertanian tidak dapat
berjalan dengan baik dan tidak dapat maju (Malik, 2013).
Panen adalah suatu proses akhir dan tindakan manusia
dalam hal budidaya tanaman dimana pertumbuhan tanaman biasanya akan terjadi
perubahan secara fisiologis maupun morfologi dari tanaman tersebut (Setyono, 2001).
Penanganan pasca panen adalah tahapan yang dimulai
sejak pemungutan hasil pertanian yang meliputi hasil tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan sampai siap dipasarkan ( Soemardi, 1986 ).
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau
posisi seseorang dalam kelompok masyarakat
yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan.
Dalam pembahasannya sosial
dan ekonomi
sering menjadi objek pembahasan yang berbeda. Dalam konsep sosiologimanusia
sering disebut dengan makhluk sosial
yang artinya manusia
tidak dapat hidup wajar tanpa adanya bantuan dari orang lain, sehingga arti sosial
sering diartikan sebagai hal yang berkanaan dengan masyarakat.
Ekonomi
barasal dari bahasa Yunani
yaitu oikos
yang berarti keluarga atau rumah tangga dan nomos
yang berarti peraturan (Anonim, 2011).
Hampir seluruh
aktivitas masyarakat di Desa Sewukan berkaitan dengan pertanian, keadaan ini
ditunjang dengan ditetapkannya desa sebagai kawasan agropolitan. Untuk
menunjang kegiatan pertaniannya telah dibangun Sub Terminal Agribisnis (STA
Sewukan) yang merupakan kawasan Pusat Agropolis di kawasan Merapi-Merbabu.
Pencetus berdirinya STA ini adalah Risfanto Sudiono, STA ini berawal dari Pasar
Desa Sewukan yang dikembangkan menjadi STA Sewukan sebagai media untuk pasar
lintas kota dan termasuk kebutuhan pertanian secara grosir dan pemasaran
komoditas sayuran. Efek dari STA Sewukan tidak hanya untuk wilayah sekitar,
tetapi dapat menjangkau daerah lebih luas antara lain wortel dari Tawangmangu,
kentang dan kol dari Dieng. Keberadaan STA ini mampu untuk meningkatkan
pendapatan petani dan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja (Distanbunhut,
2014).
BAB II
KEGIATAN PENGENALAN
PERTANIAN
A.
Pengenalan
Profil Tanah, Jenis Tanah, dan Kesesuaian Lahan.
Tanah
dalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat
tumbuhan dan berkembangnya perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi sebagai gudang yang
menyediakan hara.
Apabila
kita melihat tanah tebing, atau kita menggali lubang maka akan terlihat
perbedaan-perbedaan pada lapisan tanah tersebut. Antara lapisan tanah satu
dengan lainya terdapat perbedaan zat hara yang terkandung dan juga pH tanahnya.
Pada praktikum yang kami laksanakan kita laksanakan dari pengamatan lapisan
tanah yang berada ditebing sawah, terlihat perbedaan warna tanah antara lapisan
satu dengan yang lainnya, setelah dibuktikan dengan pengecekan pH, pH tanah
antara lapisan satu dengan lapisan lainya pun berbeda. Berikut data pengamatan
praktikum mengenai aspek tanah adalah sebagai berikut:
No. Profil : XIII
Pendeskripsi : 13 (Bayu, Yanuar, Ibnu).
Tanggal Pengamatan : 11 Januari 2015
Cuaca : Cerah
Lokasi : Desa Sewukan
Koordinat : S 670° 31,950’ E 110° 21,197’
Vegetasi : Padi, cabai, kacang panjang, tomat,
Singkong dll.
Bahan induk : Material Vulkanik Merapi (Tanah Muda)
Penggunaan lahan : Sawah
Fisiografi : Sistem vulkanik
Kemiringan lereng : 5%
Relief : teras
Ketinggian tempat : 686 m dpl
Drainase permukaan : cepat
Jeluk mempan : 61 cm
Jenis lapisan pembatas (bila jeluk
mempan <100cm) : Pasir (61 cm)
Klasifikasi tanah :
1. PPT :
Regosol
2. FAO-UNESCO : Regosol
3. Soil
Taxonomy : Entinol
Pada praktikum pengamatan sifat tanah yang
dideskripsikan oleh kelompok 13 pada tanggal 11 januari 2015 pada cuaca yang
cerah, diketahui bahwa nomor profil tanah di
desa
Sewukan adalah XIII, letak koordinat S 670° 31,950’ E 110° 21,197’, vegetasi
tanaman yang tumbuh antara lain padi, cabai, kacang panjang, tomat, singkong
dll. Dikarenakan Desa Sewukan terletak di lereng gunung merapi maka bahan induk
tanahnya adalah material vulkanik dan fisiografinya yaitu sistem vulkanik.
Tanah di Desa Sewukan mempunyai kemiringan lahan 5%, sehingga relief yang ada
berupa teras. Ketinggian tempat yang telah diukur menggunakan alat berupa
Klinometer diperoleh data 686 m diatas permukaan laut. Karena lahan yang cukup
lereng dan tanahnya gembur maka drainasenya cepat. Setelah dilakukan pengukuran
jeluk mempan diperoleh 61 cm dibawah permukaan tanah, jenis lapisan pembatasnya
adalah pasir. Klasifikasi tanah yaitu menurut PPT dan FAO-UNESCO adalah
Regosol, sedangkan menurut SOIL TAXONOMY adalah Entinol.
Tabel
1 Morfologi Tanah
No. Lapisan
|
I
|
II
|
IV
|
V
|
Batas Lapisan
|
0 - 14/18
|
14/18 – 31/36
|
31/36 – 46/49
|
46/49 – 57/61
|
Bentuk
Rata Datar
Rata Miring
Berombak
Bergelombang
Takberaturan
Patah-Patah
Melidah
|
ü
|
ü
|
ü
|
ü
|
KelasTekstur
|
Geluh Debuan
|
Geluh Lempungan
|
Geluh Pasiran
|
Geluh Pasiran
|
Struktur
Tipe
Ukuran
Derajat
|
Remah
Sangat Halus
Lemah
|
Gumpal Membulat
Sangat Halus
Lemah
|
Gumpal Membulat
Halus
Sedang
|
Gumpal Membulat
Halus
Sedang
|
Warna
|
Dark Yellow Brown
|
Dark Brown
|
Dark Brown
|
Dark Yellow Brown
|
PH
|
5,5
|
5,5
|
5,5
|
5,5
|
Bahan Organik
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Kapur
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Mn
|
-
|
-
|
+
|
-
|
Proses Pembentukan Tanah
Tanah terbentuk dari erupsi gunung merapi yang
keluar dari perut bumi, dan tanah muda sehingga tanah disini sangat subur,
sehingga oleh penduduk disini menanami tanaman seperti cabai, tomat, padi, dan sebagainya
.
|
Morfologi tanah lapisan satu dari permukaan sampai
kedalaman 14 per 18 berbentuk rata dan kelas teksturnya adalah geluh debuan,
tipenya remah, ukuranya sangat halus derajatnya lemah, tanah pada lapisan ini
berwarna dark yelow brown pH tanah 5,5 dan mengandung bahan organik. Lapisan
dua dari kedalaman 14 per 18 sampai 31 per 36 bentuknya berombak dan kelas
teksturnya geluh lempungan, tipenya gumpal membulat, ukuran sangat halus,
derajatnya lemah, tanah dilapisan ini berwarna dark brown, memiliki pH 5,5 dan
mengandung bahan organik. Lapisan tiga
pada kedalaman 31 per 36 sampai 46 per 49 bentuknya berombak dan kelas
teksturnya geluh pasiran, tipenya gumpal membulat, ukurannya halus, derajatnya
sedang, tanah dilapisan ini berwarna dark brown, berpH 5,5 dan mengandung bahan
organik. Dan lapisan empat yang terletak pada kedalaman 46 per 49 sampai 57 per
61 bentuknya berombak dan kelas teksturnya adalah geluh pasiran, tipe tanah
adalah gempal membulat, ukurannya halus, derajatnya sedang, dan tanah dilapisan
ini berwarna dark yelow brown, memiliki pH tanah 5,5 dan ada mengandung bahan
organik.
Tabel
2 Uraian dan Sketsa Profil Tanah
Sketsa Profil Tanah
|
Kedalaman (cm) Lapisan
|
Uraian
|
v vvvvvv
vvvv vv
II
III
IV
|
|
|
0 – 14/18
|
Pada
lapisan I memiliki
kedalaman
lapisan 0 – 14/18 dengan
warna dark yellow brown
|
|
14/18 – 31/36
|
Padalapisan II memiliki
kedalaman
lapisan 14/18 – 31/36
dengan warna dark brown
|
|
31/36 – 46/49
|
Pada lapisan III memiliki
kedalaman
lapisan 31/36 –46/49
dengan warna dark brown
|
|
46/49 – 57/61
|
Pada lapisan IV memiliki
kedalaman
lapisan 46/49 – 57/61
dengan warna dark yellow brown
|
Tanaman yang
dibudidayakan:
Cabai, tomat,
kacangpanjang, singkong, sawi, luncang, dan padi.
|
Pada lapisan I kedalamannya adalah nol sampai 14 per
18 berwarna dark yellow brown sketsa tanahnya rata datar. Pada lapisan II
kedalamannya adalah 14 per 18 sampai 31 per 36 berwarna dark brown, sketsa
tanahnya berombak. Pada lapisan III kedalamannya 31 per 36 sampai 46 per 49
berwarna dark brown sketsa tanahnya berombak. Pada lapisan IV memiliki kedalaman
lapisan 46 per 49 sampai 57 per 61 berwarna warna dark yellow brown, sketsa
tanahnya berombak. Tanaman yang cocok dibudidayakan di desa Sewukan adalah
aneka tanaman seperti cabai, kacang panjang, singkong, sawi, luncang, padi dll.
B.
Pengenalan Budidaya Tanaman Tahap Pra-Produksi
1. Pengenalan Budidaya Tanaman Padi
1.1
Pengolahan Lahan
Sebagai persiapan, lahan diolah seperti biasa, pengolahan tanah sebelum
tanam, dengan urutan sebagai berikut. Mula-mula tanah dibajak menggunakan
traktor atau tenaga sapi. Selanjutnya tanah digaru sambil ditaburi pupuk
organik. Terakhir, tanah diratakan.Pada saat menggaru dan meratakan tanah,
usahakan agar air tidak mengalir di dalam sawah supaya unsur hara yang ada di
tanah tidak hanyut. Setelah tanah diratakan, buatlah parit di bagian pinggir
dan tengah tiap petakan sawah untuk memudahkan pengaturan air.
1.2 Kebutuhan Sarana Produksi
Pada umumnya petani menanam padi dengan bibit, bibit yang siap ditanam
dilapangan yaitu berumur 20-25 hari. Benih yang ditanam yaitu varietas tanaman
padi berumur pendek, selain karena cepat panen tanaman padi jenis ini juga
tahan terhadap terpaan angin sehingga tanaman padi tidak mudah roboh.
1.3 Tekhnik
Budidaya
Setelah bibit berumur 20-25 hari bibit dicabut dari persemaian, kemudian
ditanam dilahan yang sebelumnya telah diolah, jarak tanam penanaman yaitu 25 cm
x 25 cm. Bibit ditanam dengan kedalaman 3 cm dan jumlahnya 2-3 tanaman
perlubang. Tanaman yang telah kita tanam tidaklah semuanya hidup maka kita
perlu melakukan penyulaman pada sekitar umur 7 sampai 14 hari. Pengairan
sangatlah penting karena tanaman padi sangat bergantung dengan pengairan, air
digalengan tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit.
2. Pengenalan
Budidaya Tanaman Sayuran Cabai
2.1
Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan meliputi pencangkulan, pemberian
pupuk dasar dan pemberian mulsa, pertama lahan dicangkul dan dibuat bedengan,
sambil mencangkul diberikan pupuk dasar. Pupuk dasar yang digunakan adalah
pupuk kandang dengan dosis 50 kg/10 m² dan pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 3
kg/10 m². Setelah bedengan jadi kemudian diberi mulsa plastik, mulsa ini
dibentangkan sepanjang bedengan, supaya kuat mulsa diberi pengait bambu yang
ditancapkan ketanah. Kemudian mulsa diberi lubang tanam sesuai dengan jarak
tanam 35 cm x 35 cm.
2.2
Kebutuhan
Sarana Produksi
Petani pada umumnya membeli bibit dari penjual bibit tanaman, umur bibit
yang siap ditanam yaitu 25 hari. Bibit yang digunakan yaitu varietas TM-42
berjenis cabai keriting. Bibit ditanam sebanyak 1 bibit per lubang.
2.3
Tekhnik
Budidaya
Sistem tanam cabai yang dilakukan adalah dengan cara monokultur. Sistem
tanam ini ditujukan supaya perawatan bisa terfokuskan kepada satu jenis
tanaman. penanaman 1 bibit per lubang, bibit dengan jarak 35 cm x 35 cm.
C. Pengenalan Budidaya Tanaman Tahap
Produksi
1. Pengenalan
Budidaya Tanaman Padi
1.1 Pemeliharaan
a. Pengairan
Setelah tanam,
sawah dikeringkan 2-3 hari kemudian diairi kembali sedikit demi sedikit. Sejak
padi berumur 8 hari genangan air mencapai 5 cm. Pada waktu padi berumur 8-45
hari kedalaman air ditingkatkan menjadi 10 sampai dengan 20 cm. Pada waktu padi
mulai berbulir, penggenangan sudah mencapai 20-25 cm, pada waktu padi menguning
ketinggian air dikurangi sedikit-demi sedikit.
b. Pemupukan
Setelah tanaman
padi ditanam pemupukan pertama dilakukan pada umur 3-4 minggu. Pupuk yang
digunakan yaitu pupuk kandang 50 kg/10 m² diberikan ke dalam tanah dua minggu
sebelum tanam pada waktu pembajakan tanah sawah. Pupuk anorganik yang
dianjurkan Urea = 150 kg/keso, PONSKA = 100 kg/keso dan NPK = 200 kg/keso.
c. Pengendalian
gulma
Gulma merupakan
tumbuhan yang hidup sendirinya pada waktu dan tempat yang tidak dikehendaki.
Gulma menjadi masalah yang tetap karena selalu menyaingi tanaman utama (pokok)
dalam pengambilan unsur hara, air dan cahaya. Pengendalian gulma pada umumnya
dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut gulma di sawah.
d. Pengendalian
Penyakit
Tanaman padi
setelah tumbuh terkadang terkena beberapa penyakit yang menjangkit tanaman.
dikarenakan kelembaban dan faktor-faktor lain sehingga timbulah
penyakit-penyakit pada tanaman padi. Penyakit yang sering menyerang tanaman
padi antara lain penyakit blast, penyakit busuk batang, penyakit daun coklat, penyakit
hawar pelepah. Pengendaliannya yaitu dengan menyemprotkan pestisida sesuai
dengan gejala yang ada.
e. Pengendalian
Hama
Hama yang sering
menyerang tanaman padi adalah burung, walang sangit, dan penggeret batang, para
petani biasanya mengendalikan hama tersebut dengan memasang jaring atau
disemprot dengan pestisida.
1.2 Identifikasi
Agroklimat
Tanaman
padi menghendaki tanah yang liat, subur dan berair, karena produksi tanaman
padi sangatlah terpengaruh oleh kesuburan tanah dan keadaan pengairan yang ada.
Iklim yang cocok untuk tanaman padi adalah tropis, dimana terdapat musim
penghujan yang lumayan panjang sehingga cocok untuk tanaman padi. Pada proses
perkecambahan tanaman padi sangat lah dipengaruhi oleh suhu, karena ada
beberapa macam benih mempunyai tiga titik suhu kritis yang berbeda-beda yaitu
pada suhu terendah dimana benih dapat berkecambah dengan baik.
1.3 Pengamatan
Pertumbuhan
a. Kecambah
Benih
biasanya dikecambahkan melalui perendaman selama 24 jam dan diinkubasi juga
selama 24 jam. Setelah perkecambahan bakal akar dan tunas menonjol keluar
menembus kulit gabah.
b. Pertunasan
Tahap
pertunasan mulai begitu benih berkecambah sampai dengan sebelum anakan pertama
muncul. Selama tahap ini, akar seminal dan 5 daun terbentuk. Sementara tunas
terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk. Daun terus berkembang pada kecepatan 1
daun setiap 3-4 hari selama tahap awal pertumbuhan. Kemunculan akar sekunder
membentuk sistem perakaran serabut permanen dengan cepat menggantikan radikula
dan akar seminal sementara. Bibit umur 18 hari. Bibit mempunyai 5 daun dan
sistem perakaran yang berkembang dengan cepat.
c. Pembentukan
Anakan
Tahap
ini berlangsung sejak muncul anakan pertama sampai pembentukan anakan maksimum
tercapai. Anakan muncul dari tunas pada buku batang dan menggantikan tempat
daun serta tumbuh dan berkembang. Bibit menunjukkan posisi dari dua anakan
pertama yang mengapit batang utama dan daunnya. Setelah tumbuh anakan pertama,
memunculkan anakan sekunder. Ini terjadi pada 30 hari setelah tanam pindah.
Anakan akan tumbuh sampai pada titik dimana sukar dipisahkan dari batang
pemanjangan batang.
d. Pemanjangan
Batang
Tahapan
ini terjadi sebelum pembentukan malai atau terjadi pada tahap akhir pembentukan
anakan. Oleh karenanya bisa terjadi tumpang tindih dari tahap 2 dan 3. Anakan
terus meningkat dalam jumlah dan tingginya. Periode waktu pertumbuhan berkaitan
nyata dengan memanjangnya batang.
e. pembentukan
Malai Sampai Bunting
Malai
terlihat berupa kerucut berbulu putih panjang. Pertama kali muncul pada ruas
buku utama kemudian pada anakan dengan pola tidak teratur. Malai dapat terlihat
dengan membelah batang. Saat malai terus berkembang bulir terilihat dan dapat
dibedakan malai muda meningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam
pelepah daun bendera, menyebabkan pelepah daun menggembung. Penggembungan daun
bendera inidisebut bunting. Bunting terlihat pertama kali pada ruas batang
utama. Pada tahap bunting, ujung daun layu (menjadi tua dan mati) dan anakan
non produktif terlihat pada bagian dasar tanaman.
f. Keluarnya
bunga atau malai
Dikenal
sebagai tahap keluar malai. Heading ditandai dengan kemunculan ujung malai dari
pelepah daun bendera. Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari
pelepah daun.
g. Pembungaan
Tahap
pembungaan dimulai ketika serbuk sari menonjol keluar dari bulir dan terjadi
proses pembuahan. Pada pembungaan, kolopak bunga terbuka, antara menyembul
keluar dari kelopak bunga karena pemanjangan stamen dan serbuk sari tumpah.
Kelopak bunga kemudian menutup. Serbuk sari jatuh ke putik, sehingga terjadi
pembuahan. Struktur pistil berbulu dimana tube tepung sari dari serbuk sari
yang muncul akan mengembang ke ovary. Proses pembungan berlanjut sampai
hampir semua spikelet pada malai mekar.
h. Gabah
Matang Susu
Pada
tahap ini gabah mulai terisi dengan bahan serupa susu atau larutan putih susu,
dapat dikeluarkan dengan menekan gabah di antara dua jari. Malai hijau dan
mulai merunduk. Palayuan pada dasar anakan berlanjut. Daun bendera dan dua daun
di bawah tetap hijau.
i. Gabah
Setengah Matang
Gabah
setengah matang. Pada tahap ini, isi gabah yang menyerupai susu berubah menjadi
gumpalan lunak dan akhirnya mengeras. Gabah pada malai mulai menguning.
j. Gabah
Matang Penuh
Setiap
gabah matang, berkembang penuh, keras dan berwarna kuning. 90-100% dari gabah
isi berubah menjadi kuning dan keras. Daun bagian atas mengering dengan cepat.
1.4 Gejala
Penyimpangan
Gejala
penyimpangan pada tanaman padi adalah tanaman kerdil, anakan tidak maksimal,
pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning
sampai kuning-oranye. Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat
sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Pada
pembibitan, daun berubah hijau keabu-abuan menggulung dan akhirnya mati.
2. Pengenalan
Budidaya Sayuran Cabai
2.1. Pemeliharaan
Tanaman yang
telah ditanam dilapangan memerlukan perlakuan khusus untuk menunjang
pertumbuhan dan tingkat produksi yang tinggi. Pemeliharaan yang pertama yaitu
pengairan, petani di Desa Sewukan mengandalkan air hujan. Apabila tidak terjadi
hujan selama 1 bulan tanaman bisa bertahan hidup karena penguapan air tanah
terhambat oleh mulsa.
Saluran irigasi
yang ada di Desa Sewukan yaitu semi teknis, dimana saluran-saluran irigasi ada
yang terbuat melalui proses alam dan ada yang dibuat dengan bantuan alat
seperti cangkul. Ada beberapa saluran irigasi yang sudah modern yaitu
menggunakan cor semen, tapi masih sebagian saja.
Pemasangan ajir
sangat diperlukan supaya tanaman tidak roboh apabila terkena terpaan angin.
Selain itu apabila tanaman berbuah lebat maka ajir akan membantu penopangan
batang utama.
Pemberian pupuk
harus sesuai dengan kebutuhan tumbuhan, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu
banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat
berbahaya bagi tumbuhan Dengan demikian pemberian
pupuk harus tepat dosis tepat sasaran, dan tepat waktu. Sehingga pupuk yang
kita berikan tidak menjadi penyebab matinya tanaman dikarenakan over dosis.
Biasanya petani melakukan pemupukan dengan dosis 1 ons/10 liter air. Pupuk yang
digunakan adalah pupuk kandang dan NPK.
Pengendalian
gulma dilakukan dengan melihat kondisi lahan. Apabila lahan tersebut terlihat
banyak gulma maka dilakukan penyemprotan dengan herbisida dengan dosis 0,01
cc/17 liter air. Kemudian disemprotkan menggunakan kepsprayer. Dalam proses
penyemprotan dilakukan dengan sangat hati-hati karena apabila herbisida
mengengenai tanaman yang dibudidayakan akan mati.
Penyakit yang
menyerang tanaman cabai di Desa Sewukan adalah Penyakit bule dan pethek.
Penyakit bule sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Pengendalian penyakit
pethek dilakukan dengan menyemprotkan fungisida (Dithane) dengan dosis 0,0001
cc/17 liter air. Penyemprotan dilakukan setelah tanaman pertama kali berbuah
yaitu pada umur tanaman berkisar 60 hari.
Hama yang menyerang
tanaman cabai adalah ulat dan trip. Pengendalian dengan cara menyemprotkan
insektisida supermax dan prifaton dengan dosis 0,1cc/17 liter air. Pengendalian
hama dilakukan dengan melihat kondisi dilahan.
2.2 Identifikasi Agroklimat
Tanaman cabai menghendaki
tanah yang subur, lembab dan tidak terlalu basah karena tanaman cabai apabila
terlalu banyak air akar tanaman cabai akan busuk sehingga tanaman cabai mati.
Tanaman cabai cocok ditanam pada iklim tropis seperti Indonesia. Suhu yang
terlalu rendah akan menciptakan kelembaban pada sekitar tanaman sehingga akan
menimbulkan penyakit busuk buah.
2.3
Pengamatan Pertumbuhan
Tanaman cabai
merupakan salah satu tanaman yang cara menanamnya harus disemaikan terlebih
dahulu. Kurang lebih 20-25 hari setelah penanaman dipersemaian bibit siap
ditanam dilapangan. Penanaman bibit dilakukan pada pagi atau sore hari supaya
penyinaran matahari tidak terlalu terik sehingga tanaman mampu beradaptasi.
Penanaman bibit dilakukan dengan menanam satu bibit per lubang tanam.
Tanaman cabai
perlu diberikan ajir supaya kokoh dan mampu menopang terpaan angin. Pemasangan
ajir diusahakan sedini mungkin, maksimal satu bulan setelah tanam. Ajir biasa
dipasang miring membentuk sudut 450 dengan batang tanaman cabai atau tegak
lurus dengan batang tanaman. Ajir dibuat dari belahan bambu atau kayu kecil,
pemasangan ditancapkan ditanah kemudian batang tanaman diikatkan. Dalam
pengikatan tanaman tidak boleh terlalu kencang, karena akan menghambat tumbuh
dan ber kembangnya tanaman.
Tanaman cabai
akan berbuah sekitar umur 60 hari setelah tanam dilapangan. Pada saat pembuahan
pertama ini perawatan harus dimaksimalkan supaya tidak timbulnya beberapa
penyakit yang akan menyerang buah.
2.4 Gejala
Penyimpangan
Tanaman cabai
mengalami kelayuan pada daun yang diawali dari daun-daun cabai muda. Bila
batang, cabang atau pangkal batang tanaman cabai dibelah maka akan terlihat
berkas pembuluh pengangkut berwarna cokelat tua dan membusuk. Tanaman cabai
mengalami kelayuan dimulai dari daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun
muda dan menguning. adanya bercak bulat kecil kebasah-basah, bercak dapat
meluas dengan diameter 0,5 cm, pusat bercak berwarna pucat sampai putih dengan
tepi berwarna lebih tua. Tanaman cabai yang semula hijau menjadi menguning,
terutama pada bagian tajuk tanaman paling muda.
D.
Pengenalan Budidaya Tanaman Tahap Pasca Panen
1.
Pengenalan Budidaya Tanaman Padi
Tanaman padi akan matang penuh pada umur
110-115 hari setelah tanam. Penentuan
saat panen yang umum dilaksanakan petani adalah didasarkan kenampakan malai,
yaitu 90 – 95 % gabah dari malai tampak kuning. Setelah tanaman
padi sesuai kriteria, tanaman padi siap dipanen. Panen menggunakan alat berupa
sabit dan mesin perontok. Setelah padi dipanen dan dipisahkan dari batangnya
kemudian padi dijemur dibawah sinar matahari. Apabila padi sudah kering
kemudian padi dipisahkan dari kotoran-kotoran yang terbawa pada saat pemanenan.
Kemudian padi dimasukan kedalam karung. Padi yang telah dipanen biasanya
digunakan untuk makan sehari-hari, tetapi ada juga yang dijual dipasar atau
pengepul.
2. Pengenalan Budidaya Tanaman Sayuran
Cabai
Panen perdana cabai merah di dataran rendah atau
menengah rata-rata pada umur 75-85 Hari Setelah Tanam (HST), sedangkan di dataram tinggi 85-95
HST. Jika panen cabai merah terlalu muda
akan menyebabkan buah menjadi udah layu,sudut bobot maksimal belum
tercapai,tidak tahan lama dalam penyimpanan dan kurang tahan guncangan ketika
dilakukan pengangkutan atau transportasi. Cabai dapat dipanen apabila jumlah
matang 90% dari semua areal tanam. Pada saat panen tidak ada alat khusus yang
digunakan. Petani biasanya memanen cabai menggunakan tangan dan ditambah ember
kecil untuk menampung sementara. Apabila cabai telah banyak kemudian dimasukan
kedalam karung. Para petani di Desa Sewukan memasarkan hasil panennya di Sub
Terminal Agribisnis (STA) Sewukan. Tetapi ada juga yang menjual kepada
pengepul.
3. Pengenalan
Sub Terminal Agribisnis (STA) Sewukan
Sub
Terminal Agribisnis (STA) Sewukan diprakarsai oleh Bpk. H. R. Sudiyono pada tahun
2000 pembangunan STA diatas tanah seluas 4000 m². Dengan tujuan sebagai tempat
penjualan hasil panen, menghilangkan tengkulak, dan mengembangkan perekonomian.
Dalam pembangunan STA memiliki manfaat tersendiri bagi petani desa sewukan
antara lain yaitu mampu menciptakan lapangan kerja baru dan menekan urbanisasi
warga desa ke kota, tersedianya pasar resmi untuk menjual hasil pertanian para
petani sekitar. Sedangkan manfaat bagi desa adalah menambah pemasukan khas
desa. Dukungan pemerintah daerah antara lain dengan memberikan izin pendirian,
memberikan bantuan dana melalui APBN. jumlah anggota pedangan di STA pada saat
ini yaitu berjumlah 35 pedagang.
Dalam
pengamatan aktivitas-aktivitas yang dilakukan di STA kami mewawancarai 2
pedagang sayuran lintas kota atau lintas daerah yang ada di STA. Pedagang yang
pertama yaitu Ibu Tiah asal Dukun beliau adalah pedagang lokal yang akan
mendistribusikan dagangannya keluar kota. Jenis-jenis sayuran yang akan dijual
antaralain: kembang kol, cabe merah, tomat, buncis, wortel dan kacang panjang.
Untuk jumlah total sayuran yang dibeli dari STA yaitu 2 kwintal setiap jenis
produk jadi total semuanya adalah 12 kwintal. Tujuan Ibu Tiah dalam memasarkan
dagangannya adalah ke pasar-pasar lokal seperti Boyolali, Solo, Prambanan.
Pengangkutan dengan menggunakan mobil pickup dengan nomor polisi H 1739 PH.
Responden yang ke dua adalah bapak Yudi beliau berasal dari klaten. Beliau
adalah pengumpul antar kota. Jenis dagangan yang dibeli dari STA adalah kobis,
wortel, buncis, sawi, kentang, telo, kelapa, dan seledri. Karena kendaraan yang
digunakan adalah truck berplat nomor AA 1823 CB, jumlah keseluruhan dari
sayuran yang dibeli yaitu berkisar 4,5 ton. Tujuan penjualan sayuran adalah
pasar Serago Klaten.
STA sewukan
diketua oleh H.R Sudiyono yang mana bertanggung jawab langsung terhadap Kepala
Desa Sewukan yaitu Riswanto, BPD Sewukan, dan bendahara Desa Sewukan.
Sekertaris STA Sewukan yaitu Ika Insiani dan Bendahara STA yaitu Setyo Puji Lestari, SE. Dalam pengurusan STA
terdapat beberapa seksi-seksi. Seksi pungutan yaitu Tintono dan Murie, seksi parkir
yaitu Edi Kusmawan dan Rudyanto, seksi kebersihan yaitu Sukri, dan seksi
keamanan yaitu Linmas Desa Sewukan.
Dari pengamatan
yang kami lakukan di STA sewukan kami mendapatkan pengetahuan baru tentang
sistem perdagangan dam pemasaran pertanian di sebuah STA. Suasana yang ada di
STA Sewukan termasuk STA yang ramai karena disana terjadi transaksi jual beli
sayur dan bahan pokok setiap harinya. STA Sewukan termasuk STA yang mandiri
karena dikelola oleh desa bukan pemerintah kabupaten maupun kecamatan.
Pendapatan STA Sewukan setiap tahunnya mengalami peningkatan dari didirikannya
STA sampai 2010. Tetapi mengalami penurunan pada tahun 2011 akibat adanya
erupsi gunung merapi. Yang mengakibatkan terjadinya banjir lahar dingin yang
mengakibatkan jembatan kali belan terputus. Sehingga aktifitas dan pendapatan
STA menurun hingga 80% dan pada tahun 2012 sampai sekarang mengalami pendapatan
yang sangat signifikan.
E. Pengenalan Kehidupan Sosial Ekonomi
1. Keluarga
ke – 1 Keluarga bapak Kasim
Keluarga pak
Kasim yang tinggal di Dusun Sewukan Tegal, kecamatan Dukun, kabupaten Magelang.
Keluarga pak Kasim mempunyai 4 anggota keluarga. Pekerjaan anggota keluarga
yaitu sebagai petani, ibu rumah tangga dan pelajar. Untuk keluarga pak Kasim
kepala keluarga mempunyai pekerjaan sampingan buruh. Ibu rumah tangga tidak bekerja
dan tidak mempunyai pekerjaan sampingan. Anak keluarga pak Kasim masih menjadi
pelajar semua.
1.
Keadaan Penguasaan Lahan
Pak Kasim mempunyai luas lahan
sawah 3 keso atau 3000 m² dan lahan pekarangan 90 m². Lahan pekarangan
digunakan untuk rumah dan kandang ternak, sedangkan sawah digunakan untuk
menanam sayuran dan padi.
Tabel 3. Usaha Tanaman
Semusim
Keluarga
|
MK I
|
MK II
|
MH
I
|
Tanaman PADI
1. LuasTanaman(m²)
2. Produksi (kg)
3. Bentukhasil
4. Harga atau satuan
5. JenisLahan :
Sawah/tegal/pekarangan*)
|
|
|
3000
m²
800
kg
Gabah
Rp.
4.500,-
Sawah
|
TanamanSAWI
1. LuasTanaman(m²)
2. Produksi (kg)
3. Bentukhasil
4. Harga atau satuan
5. JenisLahan :
Sawah/tegal/pekarangan*)
|
3000 m²
50 kg
Tanaman Sayur
Rp. 2.500,-
Sawah
|
3000 m²
50 kg
Tanaman Sayur
Rp. 2.500,-
Sawah
|
|
TanamanCABAI
1. LuasTanaman(m²)
2. Produksi (kg)
3. Bentukhasil
4. Harga atau satuan
5. Jenis Lahan :
Sawah/tegal/pekarangan*)
|
3000 m²
50 kg
Buah
Rp. 50.000,-
Sawah
|
3000 m²
50 kg
Buah
Rp. 50.000,-
Sawah
|
|
TanamanBUNGA
KOL
1. LuasTanaman(m²)
2. Produksi (kg)
3. Bentukhasil
4. Harga/satuan
5. JenisLahan :
Sawah/tegal/pekarangan*)
|
3000 m²
100 kg
Bunga
Rp.
3.000,-
Sawah
|
3000 m²
100 kg
Bunga
Rp. 3.000,-
Sawah
|
|
Pak Kasim menanam tanaman padi di sawah seluas 3000
m² pada musim hujan. Hasilnya berupa gabah dengan berat 800 kg. Apabila gabah
dijual harga dipasaran yaitu berkisar Rp. 4.500,- per kilogram. Pada musim
kemarau satu dan dua pak Kasim menanam tanaman sayuran. Penanaman sayuran
dilakukan dengan sistem tumpang sari. Tanaman sayuran yang menjadi komoditi
utama adalah sawi, cabai, dan bunga kol. Untuk tanaman sawi ditanam di areal
sawah dengan luas 3000 m² menghasilkan hasil berupa daun sawi segar dengan
jumlah 30 kg, hasil panen dijual dengan harga Rp 1.500,- per kilogram. Tanaman
sayur selanjutnya adalah cabai, tanaman cabai ditanam di areal sawah dengan
luas 3000 m² menghasilkan buah cabai segar dengan berat 50 kg, hasil panen
tanaman cabai dijual dengan harga Rp 50.000,- per kilogram. Dan tanaman sayur
yang terakhir adalah bunga kol. Tanaman bunga kol ditanam di areal sawah seluas3000
m², menghasilkan sayur berupa bunga dengan berat keseluruhan berkisar 100 kg,
hasil panen dijual dengan harga Rp 3.000,- per kilogram.
Lahan
|
Bulan
|
|||||||||||
MH
|
MK I
|
MK II
|
||||||||||
10
|
11
|
12
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
|
1.
Sawah
|
√
|
√
|
√
|
√
|
◊*◌
|
◊*◌
|
◊
|
◊
|
◊*◌
|
◊*◌
|
◊
|
◊
|
Gambar 2. Pola pergiliran tanaman
Keterangan
:
-
Awal anen tanaman cabai pada bulan Mei.
-
Panen tanaman sawi dan bunga kol pada
bulan Maret dan Juli.
-
Mh =bulan 10 s.d 1, mk-1=bulan 2 s.d
5, mk-2 = bulan 6 s.d 9
-
◊
: Cabai
-
√
: Padi
-
*
: Bunga Kol
-
◌
: Sawi
Pada musim penghujan yaitu pada bulan Oktober,
November, Desember, dan Januari sawah pak Kasim ditanami padi. Pada musim
kemarau I yaitu pada bulan Februari, Maret, April, dan Mei sawah ditanami
sayuran dengan sistem penanaman tumpang sari. Pada musim kemarau I yaitu pada
bulan Juni, Juli, Agustus, dan September sawah juga ditanami sayuran dengan
sistem penanaman tumpang sari. Jenis-jenis sayuran yang ditanam yaitu cabai,
bunga kol, dan sawi.
2. Biaya
Sarana Produksi dan Biaya Lain-lain
Pak Kasim menanam tanaman padi pada musim penghujan
di sawah. Untuk menanam tanaman padi dilahan sawah seluas 0,3 ha membutuhkan
benih sebanyak 6 Kg. Benih dibeli dipasar atau toko bibit dengan harga Rp
27.000,-. Tanaman padi dipupuk menggunakan pupuk urea, PONSKA, pupuk kandang
dan pupuk NPK. Untuk memupuk 0,3 ha menghabiskan pupuk urea sebanyak 150 Kg,
harga total pupuk urea adalah Rp. 1.800.000, pupuk PONSKA sebanyak 100 Kg,
harga total pupuk PONSKA adalah Rp. 1.300.000, Pupuk kandang sebanyak 90
keranjang, dengan harga total Rp. 180.000, pupuk NPK sebanyak 10 karung dengan
harga total Rp. 8.000.000. selain pupuk tanaman padi juga memerlukan pestisida
untuk membasmi hama dan penyakit, untuk tanaman padi seluas 0,3 ha menghabiskan
pestisida 400 mili liter, harga pestisida 400 mili liter sebanyak Rp. 400.000.
Untuk mengerjakan sawah seluas 0,3 ha tidak dilakukan sendiri, ada tenaga kerja
dari dalam dan dari luar, untuk tenaga kerja dari dalam yaitu petani itu
sendiri (pak Kasim), sedangkan tenaga kerja dari luar yaitu para tetangga,
tenaga kerja yang diperlukan untuk mengerjakan lahan sawah seluas 0,3 ha
membutuhkan tenaga kerja 17 orang, dari mulai pengolahan tanah sampai tanam,
total biaya yang dikeluarkan untuk menggaji pekerja yaitu Rp. 420.000. Biaya
yang digunakan untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan tanah seluas 0,3 ha
adalah Rp. 100,000. Pada proses pemanenan tanaman padi tenaga kerja digaji
dengan gabah atau disebut bawon, pak Kasim mengeluarkan gabah untuk bawon
sebanyak 80 kg atau setara dengan uang Rp 360.000. pada musim panen raya pak
Kasim mengadakan selamatan berupa nasi besek, biaya yang dikeluarkan untuk
selamatan Rp 250.000.
Pada musim kemarau I dan II pak Kasim menanam
tanaman sayuran beruapa cabai, sawi dan bunga kol. Untuk semua tanaman ditanam
pada lahan yang sama dengan sistem tanam tumpang sari luas lahan yang digunakan yaitu 0,3 ha. Semua
sarana produksi dan biaya lain-lain sama saja hanya dalam pembelian bibit dan
benih yang harganya berbeda. Untuk bibit tanaman cabai petani membutuhkan 2000
bibit per musim, untuk 2000 bibit petani membeli dengan harga Rp. 240.000.
Untuk tanaman sawi dan bunga kol pak Kasim memilih membuat pembibitan sendiri,
karena untuk menghemat biaya tetapi pak Kasim tetap membeli bibit unggul dari
pasar. Bibit tanaman sawi yang digunakan untuk penanaman pada musim kemarau I
dan II jumlahnya sama yaitu 1 bungkus per musim, harga satu bungkus bibit sawi
Rp. 20.000. Untuk penanaman bunga kol petani memerlukan 1 bungkus bibit per
musimnya, harga bibit bunga kol 1 bungkus adalah Rp. 100.000. Pupuk yang
digunakan pada musim kemarau I dan II pada semua tanaman jumlah dan jenisnya
sama yaitu pupuk PONSKA, pupuk kandang, dan pupuk NPK, jumlah yang dikeluarkan
untuk masing-masing musim kemarau I dan II sama saja, untuk pupuk PONSKA
berjumlah 40 kg dengan harga Rp. 520.000. Pupuk kandang 90 keranjang Rp.
180.000, pupuk NPK 60 kg Rp 1.200.000. Pemberantasan hama pak Kasim menggunakan
pestisida, pada musim kemarau I dan II petani menggunakan pestisida
masing-masing 600 mili liter, biaya yang digunakan untuk membeli pestisida
adalah Rp. 600.000 per musim. Untuk tenaga kerja pak Kasim sendiri dan menggunakan tenaga kerja 7 orang, biaya
tenaga kerja 7 orang adalah Rp. 245.000.
3. Usaha
Tanaman Tahunan
Pak Kasim mempunyai usaha tanaman tahunan yaitu
tanaman pisang dan bambu. Tanaman pisang ditanam di pemantang sawah, apabila
ditotal luas arealnya 0,0008 ha. Tanaman pisang yang muda berjumlah 4 pohon,
yang produktif berjumlah 8 pohon jadi jumlah keseluruhan 12 pohon. Dalam satu
kali panen setiap satu pohon menghasilkan Rp. 25.000. Biaya tenaga kerja dalam
satu tahun Rp. 35.000.
Selain tanaman pisang pak Kasim juga mempunyai
tanaman bambu. Luas areal tanaman bambu 0,001 ha. Tanaman pisang yang muda
berjumlah 10 pohon, yang produktif berjumlah 90 pohon jadi jumlah keseluruhan
100 pohon. Dalam satu kali panen setiap satu pohon menghasilkan Rp. 2.500.000.
Biaya tenaga krja dalam satu tahun Rp. 35.000.
4. Usaha
Ternak Besar
Pak
Kasim mempunyai usaha ternak seekor sapi. Harga bibit pada saat pembelian yaitu
Rp. 10.500.000, biaya pembelian pakan ternak dalam satu tahun Rp. 7.200.000,
biaya tenaga kerja keluarga dalam setahun Rp. 12.000.000, saat ini harga seekor
sapi milik petani yaitu Rp. 16.000.000. Kotoran sapi dijual dengan harga
Rp.360.000.
5. Usaha
Ternak Unggas
Selain mempunyai
ternak sapi petani juga memelihara satu ekor burung, burung ini didapatkan oleh
petani di kebun miliknya. Saat ini harga burung berkisar Rp. 30.000.
6. Pendapatan
Luar Usaha Tani
Pak Kasim mempunyai pendapatan luar usaha tani yaitu
hasil pendapatan yang didapat dari luar usaha tani atau selain bertani.
Pendapatan pak Kasim selain bertani yaitu dari hasil bekerja sebagai buruh
kepada petani-petani disekitar desanya.
7. Kepemilikan
atau Aset Rumah Tangga
Keluarga pak
Kasim mempunyai aset rumah tangga berupa
uang dengan jumlah Rp. 15.000.000, memiliki dua buah sepeda motor yang dibeli
dengan harga Rp. 15.000.000, mempunyai sebuah sepeda yang bdibeli dengan harga
Rp. 200.000. Selain itu petani juga mempunyai aset berupa hewan ternak, yang
pertama pak kasim mempunyai 1 ekor burung yang di jika senilai harganya Rp.
30.000, yang ke dua yaitu seekor sapi yang senilai harganya Rp. 16.000.000,
selain itu pak Kasim mempunyai pekarangan seluas 90 m² yang senilai harganya
Rp. 25.000.000, pak Kasim juga mempunyai sawah seluas 3.000 m² senilai Rp.
75.000.000.
8. Rencana
Pemanfaatan Tabungan
Pak Kasim
mempunyai seekor sapi yang akan digunakan untuk menanggulangi jika ada
kebutuhan sekolah anak-anak pak kasim yang bersifat mendadak. Selain itu
tabungan juga dimanfaatkan apabila salah satu keluarga ada yang tiba-tiba
terkena musibah atau sakit parah.
E. Pengenalan Pertanian Dalam Sekala Industri atau Perusahaan Perkebunan
Sabila Farm
1. Sejarah
Berdirinya Sabila Farm
Pada tahun 2001
Bapak Gun Sutopo dan Ibu Eli membangun perkebunan buah naga dilahan seluas 2.5
Ha di Desa Pakembinanguan Kabupaten Sleman Jogjakarta yang diberi nama Sabila
Farm. Sabila Farm merupakan sebuah badan usaha yang bergerak dibidang agronomi
sebagai petani dan supplier komoditas Buah Naga, Papaya, Delima, Sirask dan
Srikaya. Pengembangan komoditas pertanian ini terfokus pada tanaman buah naga
jenis daging merah (Hylocereus
polyrhizus) dan daging putih (Hylocereus undatus) yang masih dikembangkan untuk peningkatan
produksi dengan memanfaatkan lahan 1,6 Ha. Sebagai industri yang bergerak dalam
bidang agronomi. Selain itu Sabila Farm juga menjual Bibit Buah Naga yang siap
tanam, dan tanaman buah naga yang bisa dalam bentuk peti atau keranjang.
Tahapan pencapaian perkembangan diusahakan untuk merangsang tunas bunga lebih
banyak lagi, maka Sabila Farm merencanakan untuk memakai alat teknologi berupa
lampu, karena tanaman buah naga lebih peka terhadap penyinaran sehingga lebih
cepat mengeluarkan bunga calon buah yang banyak.
2. Ruang
Lingkup Kegiatan
Buah naga bukan
buah asli Indonesia, buah naga berasal dari negara Amerika Latin. Tanaman buah
naga mulai dibudidayakan dan populer di Indonesia sejak tahun 2000 an. Pada
saat ini buah naga sudah banyak digemari karena khasiatnya. Seiring
berkembangnya waktu, bermunculan kebun buah naga berskala industri maupun
ditanam sekedar untuk penghias taman rumah. Salah satu contohnya adala Sabila
Farm, yang didirikan oleh bapak Gun Sutopo. Kami belajar banyak dari perkebunan
buah naga bapak Gun Sutopo, mulai dari budidaya sampai pemanenan, selain itu
disana kami juga mendapatkan motivasi-motivasi dari bapak Gun Sutopo langsung.
A. Teknik
Budidaya Buah Naga
1.
Kesesuaian Lahan
Ketinggian : 0 – 1.000 M dpl
Curah Hujan : 600 – 3.000 ml/tahun
Tanah :Pasir -
Lempung liat
Ph tanah : 6,0
2.
Persiapan
Lahan
Budidaya Buah Naga setelah lokasi penanaman di tentukan
dan melakukan pengukuran pH tanah maka di lanjutkan dengan persiapan lahan
untuk budidaya, persiapan tersebut mencakup pemasangan tiang panjatan,
pembersihan lahan, dan pengolahan lahan.
Buah naga
merupakan tanaman merambat sehingga di butuhkan tiang panjatan untuk menopang
pertumbuhan batang dan cabangnya. Bentuk dan model tiang panjatan dalam
budidaya buah naga ada beberapa macam, yaitu berbentuk tunggal, dan berbetuk
kelompok atau seperti pagar. Tiang panjatan harus kuat dan mampu bertahan
selama beberapa tahun, Karena umur tanaman buah naga tersebut lumayan panjang.
3. Persiapan
Tiang Panjatan
Tiang panjatan
biasanya menggunakan beton atau tiang panjatan hidup dari batang tanaman. Tiang
panjatan ini di gunakan untuk menopang empat tanaman yang ber produksi dengan
produktifitas yang rata-rata 3 kg per tanaman. Para pembudidaya buah naga yang
biasanya menggunakan tiang panjatan yang terbuat dari beton atau pipa. Dan bentuk
tiang panjatan yaitu, Bisa persegi, Bulat, Segi tiga.
Alternatif lain
selain tiang beton, dapat juga menggunakan tiang panjatan hidup, Misalnya :
Tanaman angsana, Jati, Jaranan, Dan Clerecedae. Yang artinya tiang panjatan
berupa tanaman hidup yang memiliki perakaran yang cukup dalam dan tanaman
tersebut harus tahan pemangkasan berat karena buah naga harus terkena sinar
matahari langsung agar bisa memproduksi secara maksimal. Oleh karena itu, tiang
panjatan hidup sering di pangkas apabila telah menutupi batang dan cabang buah
naga. Tiang panjatan hidup harus memiliki tinggi (10 cm) karena jika diameter
kurang dari 10 cm di kawatirkan tidak kuat menopang pertumbuhan buah naga
tersebut. Penggunaan jenis tiang ini lebih menghemat biaya dari pada tiang beton
meskipun tidak sekuat tiang beton dan tahan lama seperti tiang beton. Namun
demikian dengan adanya tiang panjatan hidup juga membutuhkan tambahan pupuk
sehingga menambah biaya pemeliharaan buah naga.
4. Persiapan
Bibit
Teknik
perbanyakan buah naga biasanya dilakukan secara vegetatif tapi cara ini
membutuhkan biaya yang mahal, tetapi tingkat keberhasilannya lebih tinggi
disamping waktu yang dibutuhkan pada fase pemeliharaan lebih singkat.
Keuntungan lain dari perbanyakan vegetatif yaitu kemungkinan tanaman mengalami
penyimpangan genetik sangat kecil.Perbanyakan vegetatif yang digunakan dan
terbukti berhasil pada budidaya buah naga adalah dengan stek batang.
Perbanyakan dengan stek memiliki tingkat keberhasilan bibit bertahan hidup
lebih tinggi, pertumbuhannya lebih cepat, dan bibit yang dihasilkan berkualitas
tinggi dengan genetik yang serupa dengan induknya. Selain itu teknik stek
batang juga mudah dilakukan.
1. Penanaman
Penanaman
dilakukan dengan mengolah tanah 1 m² sedalam 20 – 30 cm disekitar tiang panjatan
dan media tanam sebagai nutrisi untuk Buah Naga, yaitu :
a. Pupuk
Kandang : 10 Kg
b. Kapur
Dolomit : 2 Kg
c. Sekam
bakar : 1 – 2 Kg
d. Pupuk
NPK : 50 gram (bila
diperlukan)
2. Pemeliharaan
Dalam
budidaya buah naga, pemeliharaan harus tetap dilakukan secara teratur.
Pemeliharaan tanaman merupakan faktor penting yang mendukung keberhasilan
budidaya. Upaya pemeliharaan pada budidaya buah naga secara intensif meliputi
pengairan, penyulaman, pengikatan batang atau cabang, pemupukan susulan,
pemangkasan, seleksi buah, sanitasi kebun, serta pengendalian hama penyakit tanaman.
3. Panen
Buah
Naga dipanen 33 hari setelah bunga mekar. Pemanenan dilakukan jika buah sudah
berwarna merah magenta, sirip pada buah sudah tidak kaku. Untuk memanen
digunakan alat berupa gunting buah.
4. Olahan
Buah
Naga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, diantaranya Puding, dodol,
sirup dan selai dan lain-lain.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa :
1. Tanah
adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuhan dan berkembangnya
perakaran penampang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan
udara, secara kimiawi sebagai gudang yang menyediakan hara atau nutrisi. Tanah
terdiri dari beberapa lapisan dan setiap lapisan mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda.
2. Teknik budidaya tanaman adalah proses
menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan
sumberdaya tumbuhan.teknik budidaya tanaman terdiri dari tiga tahap yaitu tahap
praproduksi, tahap produksi, dan pasca panen. Komoditi tanaman yang sesuai
adalah tanaman hortikultur, tanaman pangan dan perkebunan, namun yang paling
dominan masyarakat menanam tanaman hortikultur.
3. Pengetahuan
keadaan tentang kehidupan sosial ekonomi petani, keluarga, dan masyarakat
memberikan pengetahuan mengenai identitas petani, tingkat pendidikan petani dan
keluarga petani serta pengalaman berusaha dalam bidang pertanian. Selain itu
juga mendapat pengetahuan mengenai jumlah keuntungan yang didapat dalam
budidaya pertanian.
4. Kegiatan
pertanian dalam skala industri memberikan pengetahuan mengenai komoditas
pertanian yang memiliki orientasi pasar, khususnya buah naga. Dimana lokasi
kegiatan pertanian dalam skala industri khususnya buah naga yaitu di Sabila
Farm yang memiliki kegiatan antara lain wisata, belanja, dan pelatihan.
B. Saran
Kegiatan
pengenalan pertanian sangat memberi banyak manfaat bagi mahasiswa. Namun dalam
pelaksanaan kegiatan masih terdapat beberapa ketidaksesuaian
jadwal dengan kegiatan yang dilaksanakan. Sebaiknya kegiatan penyusunan jadwal
dipersiapkan secara matang dan disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga
tidak menimbulkan kekacauan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2011. Definisi Sosial Ekonomi. http://id.wikipedia.org. Diakses pada
tanggal 22 Januari 2015. Pukul 20.20 WIB.
Anonim, 2015. Modul dan Panduan Mata KuliahPengenalan
Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
Buckman, 1982. Laporan Penelitian Tanah. https://adeputraselayar.wordpress.com. Diakses pada
tanggal 21 Januari 2015. Pukul 15.30 WIB.
Distanbunhut,
2014. Sub Terminal Agribisnis. http://pertanian.magelangkab.go.id.Diakses
pada tanggal 20 Januari 2015. Pukul 13.15 WIB.
Madjid, 2009. Laporan ilmu Tanah. http://cintamajeny.blogspot.com
Diakses pada tanggal 22 Januari 2015. Pukul 20.15 WIB.
Malik, 2013. Teknik Budidaya Tanaman. http://planthospital.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 21 Januari 2015. Pukul 15.35 WIB.
Soemardi, 1986.Laporan Panen Pasca Panen.https://blog.ub.ac.id. Diakses pada
tanggal 21 Januari 2015. Pukul 15.30 WIB.
Sutanto, 2005. Laporan
Jenis Tanah. http://cintamajeny.blogspot.com Diakses pada tanggal 22
Januari 2015. Pukul 20.15 WIB.
Setyono, 2001. Laporan Panen.https://blog.ub.ac.id. Diakses pada
tanggal 21 Januari 2015. Pukul 15.30 WIB.
Van
Aersten, 1953. Geografi Ekonomi Pertanian
Indonesia. http://myblogdewiutariyani.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 22 Januari 2015. Pukul 20.00 WIB.